Upaya Edukasi BATAN Melalui "Sorghum Field Day"

Awal tahun ini, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menggelar kegiatan "Sorghum Field Day". Program tersebut merupakan salah satu agenda rutin BATAN dalam mengkomunikasikan varietas tanaman unggul yang memanfaatkan teknologi nuklir. Melalui aktivasi tersebut, BATAN mengedukasi seluruh stakeholder, seperti akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, hingga masyarakat, tentang varietas tanaman unggul yang dapat dijadikan sumber pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri.

 

Hari ini (18/1), di lahan Kebun Percobaan Pertanian Kementerian Pertanian, Depok, BATAN menggelar "Sorghum Field Day" dengan mengundang akademisi yakni dari IPB, pelaku bisnis di industri seperti PT Bogasari, media, peneliti dari BPPT Nur Mahmudi, praktisi dan pemerhati Sorghum, serta masyarakat. Selain itu, hadir juga mitra dari luar negeri yang berasal dari Mozambique dan Tanzania, atas kerja sama dengan FAO atau IAEA Program.

 

Dijelaskan Kepala Pusat Apkikasi Isotop dan Radiasi Totti Tjiptosumirat, "Dalam menggelar program atau kegiatan, kami selalu mengusung konsep ABGS, yakni senantiasa melibatkan Akademisi, Bisnis, Government, dan Society. Kami selalu bertemu dan berdiskusi untuk pengembangan dan manfaat teknologi nuklir untuk pangan, pakan ternak, industri, maupun sektor lain."

 

Ditambahkan Peneliti BATAN Soeranto Human, tanaman sorghum yang diteliti di PAIR-BATAN dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sorghum biji (grain sorghum) untuk pangan, sorghum hijauan (forage sorghum) untuk pakan ternak, dan sorghum manis (sweet sorghum) untuk bahan baku gula cair (sirup) atau diproses lanjut menjadi bioetanol (bioenergi). "Semua jenis sorghum tersebut sangat cocok ditanam pada daerah beriklim panas dan kering seperti banyak dijumpai di wilayah Indonesia bagian Timur," tegasnya.

 

Di area Kebun Percobaan Pertanian seluas 3.000 meter persegi itu, para undangan dan media tak hanya diedukasi tentang kelebihan dari tanaman Sorghum serta pentingnya Sorghum agar Indonesia dapat segera mencapai swasembada pangan. Namun, para undangan juga diajak untuk melihat tanaman Sorghum dan diajak untuk menikmati nasi tumpeng kuning yang berbahan dasar Sorghum.

 

Pada kesempatan itu, chef dari resto Hotel Bumi Wiyata Depok juga turut berbagi resep kepada para undangan tentang aneka resep masakan berbahan dasar Sorghum yang dapat dipraktikkan di rumah. "Mengingat, menu panganan berbahan dasar Sorghum juga pernah dan masih digunakan Hotel Bumi Wiyata untuk para tamu hotelnya. Sejatinya, sosialisasi seperti ini harus sering digiatkan kepada seluruh stakeholder seperti hotel, resto, hingga selebritis yang bergaya hidup sehat, yang notabene bisa menjadi key opinion leader atau influencer di masyarakat," terang Nur Mahmudi, mantan Walikota Depok yang kini menjadi Peneliti di BPPT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)