Komitmen LSPR Jakarta untuk mencetak entrepreneur muda diwujudkan melalui salah satu program berkelanjutan bertajuk “LSPR Communication Festival”. Program yang sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu itu, dikatakan Director of LSPR Communication Festival Tunggul Siahaan, dikemas lewat event festival yang menampilkan aneka karya tahunan mahasiswa semester enam.
“Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam event ini mencapai 1.000-an orang. Melalui 'LSPR Communication Festival', mahasiswa diajat terlibat aktif untuk menampilkan karya mereka. Mulai dari pameran seni modern seperti hologram, mapping projection, visual 3 dimensi, virtual reality, hingga teater. Sementara itu, di bidang event management, mahasiwa menunjukkan kemampuan mereka dalam mengelola konser musik, bazaar, dan juga talkshow yang menghadirkan para entrepreneur muda,” papar Tunggul.
Program “LSPR Communication Festival” tahun ini digelar di Atrium FX Central Jakarta, FX Sudirman, pada 27-28 Juli 2018. Mengusung tema Creativepreneur, program tersebut mengajak generasi muda Indonesia, termasuk millennial, untuk mengetahui lebih jauh tentang entrepreneurship.
Ditambahkan Deputy Head of Media Relations LSPR-Jakarta Rizka Septiana, objektif utama dari program “LSPR Communication Festival” adalah agar mahasiswa dapat mengaplikasikan bisnis kreatif mereka sekaligus melatih creativeprenuership mereka. “Sebab, di LSPR-Jakarta, mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk belajar teori. Akan tetapi, mereka juga ajak untuk melakukan praktik langsugn dari teori yang telah mereka dapatkan selama di kelas,” tuturnya.
Dua kali penyelenggaraan Program “LSPR Communication Festival”, LSPR-Jakarta menggandeng marketplace iklan baris Carousell. Dipaparkan Tunggul, dengan kehadiran Carousell, mahasiswa dapat langsung mempraktikkan bisnis mereka. “Tahun lalu misalnya, mahasiswa yang memiliki bisnis dapat menggunakan Carousell untuk menjual produk mereka,” ucapnya.
Marcus Tan, Presiden & Co-Founder Carousell, menegaskan bahwa misi Carousell adalah menginspirasi semua orang untuk mulai berjualan. Carousell merupakan sebuah platform yang cocok bagi orang yang bercita-cita menjadi pebisnis kreatif. Dan, untuk memulai bisnis mereka, yang mereka perlu lakukan hanyalah mengambil gambar, mendaftarkan, dan menjualnya dalam waktu kurang dari 30 detik di Carousell. Dan, mahasiswa LSPR yang berpartisipasi dalam program ini pun dapat memanfaatkan Carousell untuk memasarkan sekaligus mengembangkan bisnis mereka,” pungkasnya.
Diakui Tunggul, kerja sama dengan Carousell sudah dilakukan sejak tahun 2017, tepatnya pada saat penyelenggaraan pertama “LSPR Communication Festival”. Namun, menurutnya, yang membedakan program tahun ini dengan tahun sebelumnya adalah konsep jualannya. “Jika tahun lalu, transaksi dilakukan lewat tunai, maka tahun ini bersama Carousell, kami menawarkan konsep barter. Artinya, para peserta dapat mengumpulkan barang-barang yang masih bernilai untuk ditukarkan dengan peserta lainnya. Barang-barang tersebut antara lain pakaian, tas, buku, dan sebagainya,” terang Tunggul.
Bagi Carousell sendiri, kerja sama tersebut bermanfaat untuk makin mendekatkan Carousell dengan penggunanya, termasuk menambah pengguna baru. “Melalui kerja sama ini, kami berharap pengguna dapat melakukan brand experience bagaimana caranya berjualan online,” ujar Marcus, yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi Carousell. Lantaran, saat ini, dari 15,7 juta item yang terdaftar, sudah da 4 juta yang berhasil terjual.
Sementara itu, diungkapkan Tunggul, “Melalui program ini, kami berharap para lulusan LSPR ini nantinya dapat menambah jumlah pengusaha muda di bidang kreatif seperti yang digagas oleh Presiden Jokowi lewat pembentukan Bekraf atau Badan Ekonomi Kreatif."