Membidik Tiga Segmen Melalui Omni-Channel Strategy

(L to R) Hendrik Tio CEO & Founder, Vensia Tjhin Chief Omni Channel Officer, Lodewijk Tanamal Chief of Tech Officer, Heriyadi Janwar Corporate Director

Di tengah jor-joran kampanye pemasaran lewat promo diskon untuk menggaet segmen consumer industri e-commerce, Bhinneka.com memilih strategi Omni-Channel dengan menggarap tiga segmen sekaligus: B2C, B2B, dan B2G.

Dalam tiga tahun terakhir bisnis e-commerce Indonesia naik hampir dua kali lipat atau secara kumulatif selama 2015-2018 tumbuh 94%. Menurut studi “Google Temasek e-Conomy SEA 2018,” nilai pasar e-commerce di Indonesia pada 2018 mencapai US$12 miliar. Bisnis e-commerce Indonesia ini diperkirakan akan terus tumbuh hingga 2025 dengan rata-rata pertumbuhan 41% per tahun.

Melihat pertumbuhan bisnisnya yang sangat pesat, maka beramai-ramai pelaku industri e-commerce dalam dan luar negeri masuk sehingga persaingan di pasar e-commerce Indonesia menjadi kian sengit. Di segmen Business to Consumer (B2C), misalnya, persaingan dapat dilihat dari kampanye pemasaran dan program diskon yang jor-joran. Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang jatuh pada tanggal 12 bulan 12 setiap tahunnya menjadi puncak pertarungan diskon di industri e-commerce sejak program promosi ini diselenggarakan tujuh tahun silam (2012).

Bhinneka sebagai pelopor e-commerce produk komputer/IT, communicationtechnology, dan consumer electronics di Indonesia menyadari kian menantangnya bisnis ini seiring dengan makin banyaknya pemain yang masuk. Menurut Hendrik Tio, CEO & Founder Bhinneka, pada usia peraknya tahun ini, Bhinneka menghadapi sejumlah tantangan agar tetap eksis di tengah ketatnya persaingan e-commerce di segmen B2C.

“Tantangan yang kami hadapi adalah teknologi yang cepat berubah di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), serta infrastruktur teknologi, SDM (Sumber Daya Manusia), dan kecepatan adaptasi terkait perubahan teknologi maupun habit konsumen,” papar Hendrik.

Guna menghadapi tantangan itu, katanya, Bhinneka harus konsisten menciptakan inovasi, menghadirkan hal baru, bahkan menjadi yang pertama di industri. Contohnya, Bhinneka menjadi yang pertama di industri e-commerce kategori produk komputer/IT dan communication technology, baik untuk segmen B2C, B2B (Business to Business), dan B2G (Business to Government).

“Berawal dari perusahaan distributor untuk digitalprinting pada 1993, Bhinneka akhirnya masuk ke produk TI (Teknologi Informasi) pada 1995. Lalu pada 1999, kami memberanikan diri masuk ke e-commerce dengan platform Bhinneka.com. Ini merupakan platform e-commerce pertama di Indonesia yang menyasar segmen B2C. Keberanian ini tak lepas dari prediksi kami ke depan bahwa gaya berbelanja konsumen akan berubah,” ungkap Hendrik.

Menjadi yang pertama memasuki industri e-commerce di Tanah Air, diakui Hendrik, tidaklah mudah. Dibutuhkan ekstra kerja keras untuk mengedukasi market terkait kebiasaan berbelanja online. Tantangan besar lainnya adalah membangun sekaligus meningkatkan trust level.

“Sebagai kebiasaan baru, dibutuhkan upaya untuk membangun kepercayaan publik bahwa e-commerce menjadi alternatif berbelanja yang menguntungkan. Juga perlu membangun kepercayaan bahwa perusahaannya memang ada dan produk yang dihadirkan berkualitas,” paparnya.

Salah satu upaya untuk menciptakan trust, Bhinneka memilih strategi O2O (Online to Offline), yakni dengan menghadirkan toko fisiknya di Jakarta pada 2001. Dan saat ini jaringan toko offline Bhinneka sudah mencapai delapan gerai di Jakarta dan Surabaya.

Pada 2011, di tengah makin banyaknya pelaku bisnis e-commerce di segmen B2C—baik lokal maupun asing, Bhinneka justru mulai mencari peluang lain. Bhinneka melirik segmen B2B (Business to Business) dengan menyasar pasar korporat.

Sebagai platform e-commerce yang pertama di segmen B2B, Bhinneka Bisnis menawarkan solusi super appyang membantu sektor bisnis bertransformasi menujusmart office procurement, di mana klien dapat mencari, membandingkan, membeli kebutuhan perkantoran, secara transparan dan sesuai bujet yang dimiliki. “Ditambah lagi, super app Bhinneka Bisnis telah terhubung dengan kantor pajak. Dengan demikian, waktu dan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan makin efisien,” katanya.

Pages: 1 2 3
Tags:
B2C Bhinneka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)