MIX.co.id - Memasuki tahun ke-8, program “Indonesia Sharia Economic Festival” (ISEF) kembali digelar. Program ISEF merupakan bentuk konsistensi dukungan Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
Tahun ini, ISEF 2021 mengusung tema “Magnifying Halal Industries Through Food and Fashion Market for Economic Recovery”. Di program ISEF ini, digandeng juga Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA.
Program ini diharapkan mampu menjadi wadah akselerasi implementasi industri halal dengan fokus pada sektor fashion muslim dan food. Sejatinya, program ini diharapkan juga dapat membangkitkan optimisme para pelaku usaha, khususnya pelaku usaha syariah.
Program ISEF yang digelar secara berkelanjutan tiap tahunnya ini, tak lepas dari sejumlah fakta potensi pasar halal di Tanah Air. Faktanya, Indonesia memiliki keunggulan dalam hal pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah. Sektor unggulan dalam industri halal Indonesia, yaitu sektor fashion muslim dan makanan halal, yang berhasil menduduki peringkat ke-3 dan ke-4 berdasarkan State of The Global Islamic Economy (SGIE) report 2020/2021. Pangsa pasar makanan halal Indonesia di Indonesia misalnya, mencapai 13% dari pasar global. Ini membuat Indonesia menjadi yang terbesar di dunia.
Sejatinya, jumlah penduduk muslim dunia yang kini mencapai 1,8 miliar atau 24% dari populasi global, terus bertumbuh Tentu saja, hal itu menjadi pasar potensial bagi industri halal. Sementara di Indonesia, merujuk data Direktorat Jenderal Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk muslimnya mencapai 86,88%.
Tak kurang dari 600 pelaku usaha dengan total 2.100 produk fashion muslim dan halal food akan berpartisipasi di exhibition ISEF, yang merupakan rangkaian dari program ISEF 2021. Exhibition ISEF 2021 akan digelar secara hybrid, yaitu kombinasi antara online exhibition melalui directory ISEF exhibition yang dapat diakses pada platform ISEF www.isef.co.id. Sedangkan offline exhibition dilakukan secara terbatas dengan prokes (protokol kesehatan) yang sangat ketat, dengan pengunjung yang terdaftar.
Online exhibition akan berlangsung pada 8 Oktober 2021 dan berakhir pada Desember 2021, sedangkan untuk kegiatan offline exhibition, digelar pada 27-30 Oktober 2021, tepatnya pada puncak kegiatan ISEF 2021. Kegiatan exhibition ini tentu saja menggandeng para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) nasional.
Dijelaskan Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Bambang Himawan, komitmen ISEF untuk konsisten menggandeng pelaku UMKM merupakan salah satu upaya nyata untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Di samping itu, untuk membantu memperluas pasar para pelaku UMKM produk halal.
Lebih jauh ia menerangkan, dengan menggandeng idEA, pelaku usaha akan mendapat dukungan dan bantuan sepenuhnya dari para member asosiasi dalam mempromosikan produk halalnya ke konsumen yang lebih luas. “Dalam penyelenggaraan kali ini, konsumen dapat dengan mudah menemukan produk-produk halal dari para pelaku UMKM peserta ISEF 2021 di enam platform e-commerce seperti Bhinneka, Blibli, Shpee, Lazada, Bukalapak, dan Tokopedia,” ungkap Bambang.
Diakui Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau idEA Bima Laga, industri e-commerce mendukung penuh penyelenggaran ISEF 2021 ini. “Sebagai elemen bangsa yang memang menjadi bagian pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, tentu sudah selayaknya kami juga mendorong bertumbuhnya industri produk halal ini. Kami berharap tidak hanya selama penyelenggaraan ISEF, tapi untuk jangka panjang, kami ingin menjadi bagian dari mendunianya produk halal Indonesia,” ucapnya.
Rangkaian ISEF 2021 telah dimulai dengan adanya pelatihan digital bagi para pelaku UMKM produk halal bekerja sama dengan idEA sejak 27 September 2021. Selain pelatihan, dihelat juga live selling, di mana konsumen dapat menemukan beragam produk halal, mulai dari modest fashion hingga makanan halal.