e-Commerce
Meski pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, mulai menunjukkan kinerja yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir, rupanya kontribusi e-commerce di kawasan Asia Tenggara masih sangat minim. Hanya kurang dari 1% kontribusi e-commerce Asia Tenggara terajdap e-commerce global. Demikian laporan tentang e-commerce di Asia Tenggara yang dirilis oleh A. T. Kearny, yang bekerja sama dengan CIMB ASEAN Research Institute (CARI).
Dengan kontribusi hanya kurang dari 1%, pasar e-commerce di ASEAN 6 (enam negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina) bernilai sekitar US$ 7 miliar atau setara Rp 89,8 triliun.
Fakta itu makin diperkuat dengan hasil temuan yang dilakukan oleh MasterCard. MasterCard Safety and Security Index yang telah dirilis pada bulan September 2015 telah menjumpai fakta bahwa konsumen di Asia Tenggara masih khawatir untuk berbelanja online.
Dari hasil laporan itu ditemukan bahwa sebanyak 19% dari masyarakat di Asia Tenggara merasa “paranoid” ketika berbelanja online. Sementara itu, 68% tetap ‘waspada’ berbelanja online. Hanya 13% yang merasa ‘percaya diri’ berbelanja online.
Masih dari hasil survei tersebut, masyarakat di Thailand dan Vietnam merupakan pembelanja dengan tingkat kekhawatiran paling tinggi saat berbelanja online. Sebaliknya, masyarakat Indonesia merupakan pembelanja online dengan tingkat kepercayaan diri yang paling tinggi.
Hal itu diperkuat dengan pertumbuhan pembelanja online di Indonesia yang sangat siginfikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya, pada momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbnolnas) 2015 kemarin. Harbolnas 2015 yang digelar selama tiga hari (10-12 Desember) itu sanggup menembus nilai transaksi hingga Rp 2,1 triliun.
