7 Fakta tentang Konvergensi Kesehatan dan Lingkungan Versi “Tetra Pak Index 2019”

Studi “Tetra Pak Index 2019” kembali dirilis Tetra Pak Indonesia pada akhir Oktober ini. Survey tahunan yang bekerja sama dengan Ipsos dan dilakukan di lima negara–Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia–menjumpai tujuh temuan menarik.

Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia menerangkan, secara global, laporan Tetra Pak Index 2019 bertema “The Convergence of Health & Environment” ini memperlihatkan bahwa industri makanan minuman adalah salah satu industri pertama yang melihat adanya konvergensi antara kesehatan dengan lingkungan.

“Hal ini memberikan peluang baru bagi industri makanan minuman untuk menciptakan hubungan personal dengan konsumen dan mengatasi kedua hal ini pada saat yang sama,” ucapnya.

Temuan pertama, ternyata secara aspek kesehatan, Indonesia menempati satu dari lima negara penderita diabetes tertinggi. Sedangkan secara lingkungan, permasalahan sampah plastik juga telah menjadi sorotan internasional.”

Temuan kedua, 82 persen konsumen Indonesia setuju bahwa akan terjadi kerusakan lingkungan dan dapat ditangani jika kita segera mampu mengubah kebiasaan yang ada saat ini.

Temuan ketiga, adanya kesadaran dan ambisi konsumen yang tinggi untuk menjadi sehat sekaligus melindungi lingkungan, dimana 86 persen konsumen menganggap penting gaya hidup sehat dan 80 persen konsumen setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal.

Temuan keempat, perilaku daur ulang di Indonesia belum banyak diterapkan, hanya 42 persen konsumen Indonesia yang mendaur ulang produk yang telah dipakai.

Temuan kelima, 45 persen konsumen Indonesia telah berkeinginan untuk mengurangi pembelian dan pemakaian plastik.

Temuan keenam, rasa tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan kesehatan di Indonesia termasuk tinggi. Terbukti 84 persen konsumen merasa dirinya bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan dan sebanyak 83 persen merasa bertanggung jawab atas kesehatan pribadi.

Temuan ketujuh, di indonesia terdapat lima karakteristik makanan minuman yang dapat menjawab kebutuhan kesehatan konsumen dan kesehatan lingkungan, seperti bahan-bahan alami (65 persen), tanpa bahan pengawet (55 persen), organik (54 persen), kemasan yang dapat didaur ulang (44 persen), dan kemasan yang bisa digunakan atau diisi kembali (37 persen).

Ditambahkan Gabrielle Angriani, Communication Manager Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia mengelaborasi, “Guna menjawab tantangan eksosistem daur ulang di Indonesia, khususnya pada pengelolaan sampah produk karton kemasan minuman, pada tahun ini Tetra Pak Indonesia juga telah menambah mitra pengumpul baru yang bertanggung-jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5 persen.”