7 Tren Pasca Pandemi yang Harus Diwaspadai

  • Artificial Intelligence (AI)

AI yang mulanya sekadar kata kunci, kini berubah menjadi pemberdayaan yang nyata. Saat ini, penggunaan AI oleh pemasar melesat hingga 190% antara 2018 dan 2020. Dengan layanan kognitif seperti Microsoft Azure, ini menjadi sesuatu yang bisa dijangkau oleh setiap situs web dan setiap pengembang.

Dari perspektif pemasaran, AI dimasukkan ke dalam platform yang digunakan untuk mengumpulkan data, memberi insight, dan mengantisipasi tren dan pergerakan pelanggan.

Di masa pascapandemi, pemanfaatan AI menjadi lebih penting karena tren ini bisa berubah sepanjang waktu—di mana pembatasan wilayah dilakukan dan dilonggarkan. Sebab AI bisa bereaksi terhadap perubahan secara real time. Alhasil, kebutuhan untuk memanfaat AI semakin besar.

  • Pemasaran lewat Chat

Pemasaran percakapan adalah cara memindahkan pembeli atau pelanggan melalui saluran pemasaran atau penjualan dengan menggunakan percakapan secara real time. Saat ini banyak pebisnis yang beralih ke chatbot.

Lebih dari 50% permintaan pelanggan hari ini bisa dikelola melalui chatbot AI. Bot ini memang bukan hal baru, namun penerapannya telah mempercepat perkembangan teknologi dan membantu pemasar membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan selama pandemi Covid-19.

Semakin banyak brand beralih ke chatbot untuk mendukung interaksi penjual dan pembeli, dan contoh yang bagus dari ini adalah bot Messenger Facebook.

  • Realitas yang diperluas

Ini mungkin istilah yang baru, namun sebenarnya ini adalah istilah umum untuk tiga teknologi yang sudah familiar.Istilah-istilah itu adalah:

  • Virtual Reality – ini adalah tempat di mana Anda melibatkan pengguna dengan lingkungan buatan 100%, seperti Oculus Rift.
  • Augmented Reality – ini menggunakan overlay untuk menampilkan objek virtual, namun masih di lingkungan dunia nyata seperti Pokémon Go, tempat Anda mencari mengejar Pokémon.
  • Mixed Reality – ini adalah sedikit kombinasi dari dua yang pertama, yang lebih dari sekadar overlay dengan menambatkan objek virtual ke dunia nyata untuk berinteraksi. Contoh terbaik teknologi ini adalah HoloLens Microsoft.

Tren itu tumbuh dengan pesat. Diprediksi pasar global dari teknologi itu akan meningkat 7772%, menjadi lebih dari $3,7 miliar pada 2025.

Teknologi tersebut ada juga fitur video 360 derajat atau filter augmented reality, seperti yang tersedia di YouTube, Snapchat, Instagram, dan TikTok, hingga peralatan DIY VR. Dengan tersedia di beragam platform ini, pengalaman ini bisa dirasakan oleh semua orang.

  • Neuromarketing

Neuromarketing adalah strategi yang menganalisis dan mengukur aktivitas otak dan reaksi dari sistem saraf mereka, untuk menentukan jenis konten apa yang mereka anggap menarik.

Contoh dari neuromarketing adalah eye-tracking atau pelacakan mata. Di sini, Anda bisa memanfaatkan teknologi untuk melacak gerakan mata guna memahami di mana seseorang terpaku—pada titik tertentu dari sebuah situs. Atau, bisa juga dengan menghitung jumlah kedipan yang bisa menjadi indikator seberapa besar perhatian seseorang terhadap iklan Anda.

Anda juga bisa menggunakan analisis respons emosional, di mana Anda menggunakan teknologi untuk mengidentifikasi apakah ada respons emosional terhadap sebuah iklan.

Jika Anda ingin menjadi yang terdepan dari pesaing Anda pada 2021 dan seterusnya, kata Mike Sharp, maka Anda harus mempertimbangkan untuk menerapkan tren ini untuk kampanye pemasaran Anda,” tandas Mike Sharp.

“Salah satu hal utama yang harus kita lakukan selama setahun ke depan ialah mengidentifikasi tren mana yang merupakan tren aktual, dan mana yang hanya sekadar tren yang muncul karena kebutuhan dari pembatasan wilayah,” imbuhnya. () 

 

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)