Asia menuju epidemik Demam Berdarah Dengue (DBD) lagi pada tahun ini. Sebagai upaya antisipasi, kelompok kerja ilmilah Asia Dengue Voice & Action (ADVA) menggelar summit 4th Asia Dengue Summit di Jakarta selama dua hari dan bermitra dengan Global Dengue and Aedes transmitted Diseases Consortium (GDAC), Southeast Asian Ministers of Education Tropical Medicine and Public Health Network (Seameo Tropmed) dan Fondation Mérieux.
Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua Panitia 4th Asia Dengue Summit, mengatakan tahun ini juga menandai 50 tahun Indonesia melawan DBD. "Summit ini berfungsi sebagai sarana para ahli berbagi dan belajar sambil membahas langkah konkrit, berbagi keberhasilan dan kegagalan, dan mengidentifikasi strategi untuk mengatasi DBD bersama-sama," ujarnya dalam acara konferensi pers di Jakarta, Senin (15/7).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sejumlah negara termasuk Australia, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam tengah menghadapi lonjakan tajam kasus DBD dalam enam bulan terakhir.
"Di Indonesia, kami meluncurkan Komunitas Dengue Indonesia, sebuah organisasi non-pemerintah yang terdiri dari dokter, peneliti, pemimpin kesehatan masyarakat, pemerintah, dan pembuat kebijakan telah dibentuk untuk bertukar gagasan, pembaruan, dan pencapaian dalam strategi manajemen DBD di wilayah ini dengan pemerintah," imbuh Sri Rezeki.
Sementara Zulkifli Ismail, Wakil Ketua ADVA dan Sekretaris Jenderal Asia Pacific Pediatric Assocation mengatakan, Koalisi ADVA akan memanfaatkan pengetahuan dan keahilannya dalam mendukung pemerintah di Asia guna mengurangi beban DBD.
“Untuk mengatasi pandemi secara efektif, kita membutuhkan pendekatan holistik serta upaya terintegrasi dan terpadu untuk memastikan pengendalian dan manajemen DBD yang lebih baik secara regional maupun global,” tandasnya. ()