MIX.co.id - Indonesia Fintech Summit (IFS) Keempat dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 baru saja dihelat Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.
Budi Gandasoebrata, Sekretaris Jenderal AFTECH, menuturkan, “Sama seperti kegiatan AFTECH di tahun-tahun sebelumnya, kami berharap IFN dan BFN 2022 dapat menciptakan kondisi dan situasi bagi pemain di industri agar lebih baik."
Dari sisi regulasi, ia berharap IFN dan BFN 2022 dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan untuk mencapai misi akhir AFTECH dalam menciptakan literasi, edukasi, dan inklusi keuangan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia. Di antaranya, melalui berbagai industri, mulai dari mulai payment, lending, pendanaan, maupun pemain aset crypto.
Malikulkusno (Dimas) Utomo, General Counsel PINTU, turut mendukung penuh kegiatan AFTECH. “Dalam mengoptimalkan edukasi dari sisi keuangan kepada masyarakat, kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada AFTECH karena diberi kesempatan untuk dapat meramaikan kegiatan BFN 2022. Kami optimistis seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan oleh AFTECH dapat menjadi wadah yang berdampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan edukasi dan literasi dalam industri fintech di Indonesia yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,” paparnya.
Saat ini, industri fintech di berbagai sektor terus mengalami pertumbuhan dari sisi penggunanya. Salah satunya, pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang berdasarkan data dari Bank Indonesia, telah mencapai lebih dari 25 juta orang hingga November 2022.
Sementara itu, dari sektor investasi juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, pada November 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,15 juta.
Sedangkan untuk investor crypto, berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), ternyata jumlahnya mencapai 16,3 juta pada September 2022 lalu.
“Industri keuangan digital di Indonesia dari mulai payment system, e-money, e-wallet, hingga industri crypto seluruhnya memiliki tantangan yang sama, apalagi industri baru seperti crypto yang pertumbuhannya cukup pesat namun pengertiannya masih minim," kata Budi.
Tantangan terbesarnya adalah untuk membuka wawasan dan edukasi yang lebih banyak agar masyarakat semakin mengetahui industri crypto atau keuangan digital lainnya seperti apa, manfaat ke depan seperti apa, dan bagaimana bisa berkontribusi ke ekonomi yang lebih baik untuk Indonesia.
"Tantangannya lainnya adalah membangun awareness masyarakat terhadap industri kripto dan bekerja sama dengan regulator untuk menciptakan situasi yang kondusif agar industri crypto tumbuh dan tidak dihalangi oleh regulasi yang terlalu ketat,” pungkas Budi.