Ini nasihat Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA untuk para entrepreuner muda. “Uang itu seperti racun. Kalau uangnya numpuk gatel investasi di berbagai bidang. Kalau bisnis lagi bagus sih untungnya bisa berlipat ganda. Tapi kalau semua sedang turun, bisa langsung ambruk,” ujarnya di “Kafe BCA”, program talkshow terbaru dari papan atas tersebut. Program itu bertujuan untuk merangkul entrepreuneur muda yang sukses meniti karis melalui jalur wirausaha untuk berbagai pemahaman dan pengalaman kepada sesama generasinya .
Selain masalah kehati-hatian dalam berinvestasi, Jahja juga mengingatkan para entrepreuner muda untuk secara cermat membedakan uang pribadi dengan uang bisnis. Diakui hal ini tidak mudah, karena kultur di Indonesia sangat kental dengan nuansa kekeluargaan yang membuat pelaku wirausaha berpeluang mencampur urusan (dana) bisnis dengan kepentingan keluarga. “Kultur kita bagus untuk kekeluargaan tapi tidak bagus untuk wirausaha. Kalau sudah sukses biasanya wirausaha menjadi tumpuan keluarga besar. Karena itu penting disadari batas antara keuntungan yang bisa dipakai untuk keluarga, dengan yang dialokasikan untuk kepentingan bisnis,” nasihatnya serius.
Forum Kafe BCA edisi pertama ini menghadirkan tiga entrepreuneur yang sudah terbukti sukses pada usia belia. Masing-masing adalah Yasa Paramita Singguh, yang sudah merintis bisnis fashion “Men’s Republik” sejak usia 15 tahun, Elihu Nugroho yang sukses melalui service excellence pecucian mobil tanpa air, serta Yudan Herwaman, socio entrepreuneur yang berhasil mengubah Gua Pindul Gunung Kidul, DIY, menjadi daerah tujuan wisata bekerjasama dengan program Bakti BCA.