Agar Wisata Petualangan di Indonesia Menjadi Kompetitif

Dalam kurun 20 tahun terakhir, segmen kelas menengah dunia diprediksi akan melakukan perjalanan wisata dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) memperkirakan, jumlah kunjungan wisata akan mencapai 1,6 miliar kunjungan dengan pengeluaran mencapai US$ 2 triliun pada tahun 2020 mendatang.

Dan, Eropa masih menyerap kunjungan terbanyak dunia hingga 717 juta kunjungan. Disusul kemudian oleh region Asia Timur dan Pasifik pada peringkat kedua.

Tak heran, jika saat ini industri pariwisata memiliki perkembangan yang sangat pesat di seluruh dunia. Bahkan, merujuk Global Trend in Coastal Tourism, 2007, pariwisata menjadi pemasukan devisa utama bagi 2/3 negara-negara berkembang. Sementara itu, bagi 40 negara miskin, selain bertumpu pada minyak bumi, industri pariwisata menjadi sumber pokok pemasukan devisa mereka.

Bagaimana dengan Indonesia? Dijawab Ronie Ibrahim, Founder IIOUTFEST, "Di Indonesia, kontribusi langsung pariwisata terhadap PDB pada tahun 2018 mencapai US$ 13,5 milliar. Adventure Travel atau wisata petualangan muncul sebagai salah satu tipe pariwisata dengan pertumbuhan yang cepat dan segmentasi pasar yang kian meluas di dunia."

Indonesia sebagai negara yang terletak di daerah tropis khatulistiwa, diakui Ronie, memiliki aneka ragam potensi alam dan budaya sebagai destinasi wisata petualangan yang menarik. Mulai dari wisata petualangan nusa (berbasis aktivitas di daratan), wisata petualangan tirta (berbasis aktivitas di perairan), hingga wisata petualangan dirga (berbasis aktivitas di udara).

Saat ini, di Indonesia terdapat beberapa destinasi unggulan wisata petualangan, seperti Gunung Mas Bogor, Batu Malang, dan Timbis Bali (Wisata Paralayang), Gunung Semeru Malang, Gunung Rinjani Lombok, Gunung Carstensz Papua, Gunung Gede Pangrango Cianjur, Gunung Merapi Merbabu Jogja dan Gunung Kerinci (Wisata Pendakian Gunung), Gua Jomblang DIY, Cipicung Sukabumi, Kali Suci DIY (Wisata Gua), Sungai Citarik Sukabumi, Sungai Progo Jogja, dan Sungai Ayung Bali (Wisata Sungai).

"Melihat aneka jenis wisata petualangan tersebut, dapat dipastikan bahwa Indonesia adalah surga untuk wisata petualangan di daerah tropis yang berpotensi besar dalam pembangunan industri wisata petualangan. Ke depannya, wisata petualangan ini diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa," harapnya.

Guna mewujudkan harapan itu, menurut Ronie, perlu kerja sama seluruh pihak terkait dalam industri wisata petualangan. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah menggelar kegiatan yang mampu mempertemukan para pelaku industri wisata petualangan untuk dapat memahami potensi, peluang, peran, dan strategi bersama.

"Kegiatan ini penting dilaksanakan untuk memberikan berbagai dampak positif bagi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dalam membangun industri wisata petualangan Indonesia yang kompetitif di tingkat internasional," ujarnya.

Oleh karena itu, "Indonesia Adventure Travel Trade Conference 2019" siap digelar pada 1 Agustus 2019 mendatang. Mengusung tema “Membangun Industri Wisata Petualangan Indonesia Yang Kompetitif”, konferensi tersebut akan dihelat bersamaan dengan event “Indonesia International Outdoor Festival (IIOUTFEST) 2019, pada 1-4 Agustus 2019 mendatang di Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)