Saat ini, jumlah produk AC yang terjual di Indonesia telah mencapai 2,5 juta unit. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat tiap tahunnya. Sayangnya, baru sekitar 9% produk AC yang beredar di Indonesia yang sudah membenamkan teknologi inverter, yang notabene mampu melakukan penghematan energi. Demikian dikatakan Hariyanto, Direktur Konservasi Energi pada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Republik Indonesia, pada hari ini (14/8) di sela-sela acara peluncuran LG AC Inverter, di Jakarta.
“Saat ini, pemerintah tengah menggalakkan pemanfaatan energy saving pada produk peralatan rumah tangga. Salah satunya, dengan menggunakan teknologi inverter. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah melalui pemberian label SKEM (Standard Kinerja Energi Minimum) pada setiap produk peralatan rumah tangga. Jika saat ini, SKEM masih diterapkan pada produk AC dan CFR, maka ke depan akan segera kami lakukan juga pada produk kulkas, penanak nasi, kipas angin, dan motor listrik,” papar Hariyanto.
Guna mendukung program pemerintah tersebut, PT LG Electronics Indonesia turut aktif menggalakkan penggunaan produk peralatan rumah tangga yang hemat energi. Antara lain, dengan tidak lagi memproduksi AC LG yang non-inverter. Tidak hanya pada produk AC LG yang menyasar segmen residential, namun per tahun ini, LG juga sudah menggunakan teknologi inverter untuk semua produk AC yang menyasar segmen non residential.
Ya, usai sukses menjadi pemimpin di pasar AC inverter bagi kebutuhan hunian di Indonesia dengan raihan 58,8% pangsa pasar, hari ini (14/8), LG memperkenalkan AC terbaru berteknologi inverter sebagai solusi bagi hunian besar dan ruang usaha yang termasuk dalam kategori Single Commercial Air Conditioning (SCAC).
Dua produk diperkenalkan LG dalam kategori Floor Standing & Ceiling Cassette. Dengan pengembangan berbasis teknologi inverter di dalamnya, produk ini dimaksudkan hadir sebagai alternatif pendingin ruangan lebih hemat listrik yang mengisi ceruk kebutuhan pendingin ruangan antara hunian dan gedung.
Klaim hemat listrik, LG buktikan lewat pengujian tingkat konsumsi listrik di lembaga Electric Power and Energy Studies (EPES) pada Universitas Indonesia. “Bersanding dengan pengujian internal, langkah ini merupakan bagian upaya kami dalam memperkuat tingkat kepercayaan masyarakat akan manfaat AC berteknologi inverter pada hematnya tagihan listrik,” ujar Seungmin Park, President Director LG Electronics Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, Head Of Electrical Power And Energy Studies University of Indonesia (EPES-UI), dari berbagai pengujian tersebut, pihaknya mendapatkan hasil Single Commercial Air Conditioning LG dengan kompresor inverter mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan dibanding produk sejenis tanpa teknologi inverter.
“Produk Single Commercial AC LG tipe floor standing memiliki tingkat penghematan listrik hingga 62% dan tipe ceiling cassette penghematan listriknya hingga 50%, terang Prof. Iwa.
Pramu Baskoro, Air Solution Channel Team Leader LG Electronics Indonesia, menerangkan bahwa saat ini semua AC LG sudah menggunakan teknologi inverter, lantaran kebijakan global LG mengharuskan demikian. “Bahkan, tidak hanya untuk produk AC, teknologi inverter ini juga berlaku untuk produk kulkas dan mesin cuci. Ke depan, kami akan giat mengedukasi market terkait tekonologi inverter ini,” ucapnya.
Untuk produk AC Inverter LG kategori Single Commercial Air Conditioning ini, dikatakan Pramu, LG akan menyasar small office, cafe-cafe kecil, mesjid, dan sebagainya. “Harga yang kami tawarkan pun sangat kompetitif dibandingkan produk sejenis dari kompetitor, yakni di kisaran Rp 21 juta hingga Rp 23 juta,” ungkapnya yang menyebutkan bahwa kontribusi AC inverter untuk residential masih paling tinggi, yakni mencapai 30-40%.
(Foto: Ihsan Sulaiman)
