MIX.co.id - Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2023 yang dirilis pada Maret 2024, menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-14 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan konsentrasi PM2,5 (particulate matter) mencapai 37,1 μg per meter kubik.
Menyikapi hal itu, Ajinomoto Indonesia melalui inisiatif Ajinomoto Health Provider menggelar program yang mendukung kesehatan bumi atau lingkungan. Antara lain, Ajinomoto Health Provider turut berperan aktif dalam mendukung Nett Zero Emission (NZE) atau pengurangan emisi karbon.
Contohnya, setelah sebelumnya pada Oktober 2023 mengganti batubara dengan biomassa sebagai bahan bakar mesin boiler di pabrik sehingga lebih ramah lingkungan, kali ini Ajinomoto menambah sumber energi ramah lingkungannya dengan bekerjasama bersama PT PLN (Persero) untuk penggunaan listrik dengan Renewable Energy Certificate (REC).
Dimulainya kerja sama antara Ajinomoto dan PLN tersebut ditandai dengan momen penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Naoto Minemura, Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia dengan Faisal Muslim selaku Vice President Enterprise Solution PT PLN (Persero), pada awal September (5/9), di Jakarta Convention Center.
Diterangkan Samsul Bakhri, Direktur PT Ajinomoto Indonesia, sebelum menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bersertifikat dari PLN, pabrik Ajinomoto di Mojokerto maupun Karawang sebelumnya telah melakukan beberapa upaya dalam mengurangi jumlah buangan emisi.
“Sebelum ini, guna mengurangi jumlah buangan emisi, di pabrik Karawang dan Mojokerto sudah menggunakan panel surya pada beberapa gedung kantor maupun produksi. Kemudian, di pabrik Mojokerto, kami juga sudah menggunakan bio-massa sebagai bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin boiler yang ada di pabrik. Total penggunaan EBT kami saat ini kurang lebih 30%,” jelas Samsul.
Dengan adanya penggunaan renewable energy baru bersertifikat (REC) kerja sama dengan PLN ini, lanjutnya, penggunaan EBT untuk mengurangi emisi karbon meningkat menjadi lebih dari 45%. Ini adalah salah satu langkah penting untuk mencapai target dekarbonisasi perusahaan sebesar 60% pada 2030. "Kami juga terbuka terhadap berbagai bentuk kolaborasi yang dapat membantu mengurangi GHG (Greenhouse Gases) melalui penggunaan energi terbarukan,” paparnya.
Selain aktivitas dekarbonisasi yang disebutkan tadi, program Ajinomoto Health Provider lainnya adalah mengolah limbah yang ada dari proses produksi produk MSG menjadi produk samping bernilai tambah (co-products) seperti AJIFOL (pupuk daun), AMINA (pupuk tanah), dan FML (tambahan nutrisi pakan ternak), yang bermanfaat di bidang pertanian dan peternakan. Proses ini Ajinomoto lakukan sebagai praktik siklus-bio guna menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan.
Kemudian, menyoroti permasalahan pengelolaan sampah plastik di Indonesia yang jumlahnya dari tahun ke tahun kian meningkat, Grup Ajinomoto Indonesia turut berkontribusi menanggulangi masalah tersebut melalui berbagai langkah, seperti, pengurangan material plastik pada bagian header part serta menghilangkan plastik inner part pada Brand Masako. Selain itu, Ajinomoto juga melakukan inovasi produk baru kemasan kertas yang bisa mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik pada produk MSG AJI-NO-MOTO.
Bukan hanya itu, dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah plastik, Ajinomoto juga bekerja sama dengan salah satu platform layanan daur ulang untuk menarik kembali sampah plastik di masyarakat agar tidak mencemari laut Indonesia.
Melalui kontribusi Health Provider, Ajinomoto berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk melakukan gerakan lainnya, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat bersama keluarga, sambil terus menjaga kelestarian lingkungan.
"Ajinomoto berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dengan memperpanjang harapan hidup sehat keluarga Indonesia melalui produk dan layanan yang berkualitas tinggi, serta menciptakan bisnis yang ramah lingkungan," tutupnya.