MIX.co.id - Belakangan ini, keluhan akan produk unit link, yang termasuk Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI), marak digaungkan masyarakat Indonesia. Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa laporan masyarakat terkait produk unit link mengalami kenaikan, dari 360 laporan di 2019 menjadi 593 laporan di 2020. Laporan tersebut terus bertambah setiap tahunnya.
Kendati demikian, minat masyarakat akan PAYDI terus bertumbuh. Merujuk Laporan AAJI Q4 2021, PAYDI memberikan kontribusi sebesar 62,9% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa di Indonesia. Pendapatan premi dari PAYDI tersebut bertumbuh sebesar 6,4% secara YoY (year-on-year).
Salah satu perusahaan asuransi, Allianz Life Indonesia, turut menikmati pertumbuhan tersebut. Terbukti, PAYDI mampu memberikan kontribusi sebesar 93,1% terhadap total pendapatan premi Allianz. Angka ini bertumbuh sebesar 12,7% secara YoY. “Ini menunjukkan bahwa kebutuhan dan minat masyarakat terhadap asuransi jiwa unit link cukup tinggi,” ungkap Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia.
Lebih jauh Karin menegaskan, sejumlah keluhan terkait produk unit link yang belakangan ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi. “Mungkin juga karena nasabah belum sepenuhnya memahami unit link dan belum sepenuhnya membaca isi kontrak atau polis. Oleh karena itu, kami selalu menganjurkan kepada seluruh nasabah untuk membaca kontrak atau polis, pelajari betul biaya dan risikonya, baik melalui website maupun bertanya langsung dengan pemasarnya,” ucapnya.
Menyikapi maraknya keluhan akan produk unit link dan untuk menghindari munculnya keluhan, Allianz konsisten menggelar edukasi berkelanjutan seperti webinar edukatif bertajuk #Yuk Pahami Dana Investasi Dalam Asuransi Jiwa, yang digelar hari ini (15/3). Melalui webinar yang dihadiri media atau jurnalis ini, Allianz mengupas isu tentang dana investasi dalam asuransi jiwa, market outlook 2022, dan pemaparan kinerja dana investasi Allianz Life Indonesia di 2021.
“Melalui pendekatan media, kami berharap dapat membantu memberikan pemahaman utuh kepada masyarakat tentang dana investasi dalam asuransi jiwa, termasuk unit link. Artinya, dengan mengetahui market outlook dan mengetahui risikonya, maka masyarakat bisa memahami serta memilih fund yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” urainya.
Diakui Karin, edukasi dan informasi mengenai asuransi tidak hanya perlu dipahami oleh masyarakat yang belum memiliki asuransi, tetapi juga kepada mereka yang sudah menjadi nasabah asuransi. Edukasi ini menjadi penting untuk mengkaji kembali apakah perlindungan asuransinya masih relevan seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan yang mungkin berubah mengikuti perubahan situasi dan kebutuhan keluarga.
“Kami melakukan berbagai inisiatif dan edukasi secara berkelanjutan melalui berbagai platform, seperti media sosial, email, website, hingga blog, agar semakin banyak orang memahami produk asuransi sebelum membeli. Bagi yang sudah menjadi nasabah, edukasi ini penting untuk memperhatikan isi polis yang sudah dimiliki dan melakukan review polis secara berkala. Produk asuransi yang tepat, akan memberikan manfaat yang optimal dan dapat mendukung tujuan keuangan yang ingin dicapai nasabah,“ ia meyakini.
Pada kesempatan webinar ini, Meta Lakhsmi Permata Dewi, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, menegaskan bahwa tujuan utama dari asuransi jiwa unit link adalah perlindungan asuransinya, kemudian ada porsi investasi yang harus dipahami oleh nasabah.
“Ada tiga hal penting yang wajib diketahui oleh nasabah dalam memilih fund unit link, yakni apa saja kebutuhan mereka untuk menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai, berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, dan seperti apa profil risiko yang dimiliki. Setelah itu nasabah dapat memilih instrument fund yang sesuai dengan hasil analisis tersebut.”
Ditekankan Meta, dengan memahami kebutuhan proteksi dan preferensi investasi, nasabah dapat mengetahui karakter produk asuransi jiwa unit link dan dapat memonitor langsung perkembangan dana investasi yang ada pada polis asuransinya.
