MIX.co.id – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform layanan keuangan digital inklusif untuk komunitas akar rumput, menginisiasi forum berskala regional bertajuk ‘The 2024 Asia Grassroots Forum, Hosted by Amartha’ yang akan digelar di Jakarta pada 21-22 Mei mendatang.
Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, forum merupakan wadah bagi multiple stakeholder untuk bersama-sama mengakselerasi potensi ekonomi akar rumput di ASEAN lewat teknologi dan inovasi yang strategis.
“Kami mengajak multiple stakeholders seperti entrepreneur, investor, regulator, innovator dan MSMe (Micro, Small and Medium Enterprises) Finance Leader, untuk berkolaborasi bersama memajukan ekonomi masyarakat di piramida terbawah,” ujarnya di acara konferensi pers, Selasa (14/5), di Jakarta.
Penyelenggaraan forum, diakui Andi, merupakan bagian dari rangkaian perjalanan 14 tahun Amartha sebagai penyedia layanan keuangan digital inklusif. Selama 14 tahun berkiprah, Amartha telah menyalurkan Rp20 triliun lebih untuk modal kerja bagi 2,5 juta pengusaha kecil dan menengah (UKM) yang dipimpin perempuan di 72 ribu desa di Tanah Air.
Dalam pelaksanaan forum, Amartha berkolaborasi dengan lembaga partner seperti Women’s World Banking, SME Finance Forum, Accion, dan International Finance Corporation (IFC) guna mempromosikan potensi ekonomi akar rumput di Indonesia secara lebih masif.
Selain Andi Taufan, hadir sebagai narasumber di acara konferensi pers adalah Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2014-2019, dan CEO of Trans Digital Lifestyle Group, Putri Tanjung. Mereka sepakat bahwa MSMe atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran vital terhadap perekonomian nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada tahun 2021, usaha mikro menjadi yang paling dominan dalam struktur UMKM nasional yang berjumlah 63,9 juta atau mengisi 99,62% dari total unit usaha di Indonesia.
Apabila dinilai berdasarkan jumlah kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), usaha mikro memiliki kontribusi sebesar 37,4%, hampir sama jumlahnya dengan perusahaan berskala besar yaitu 39,5% pada tahun 2019.
Peningkatan kapasitas agar usaha mikro dapat naik kelas salah satunya dapat diwujudkan dengan melakukan digitalisasi UMKM dan memperluas akses keuangan inklusif di pedesaan.
Menurut Rudiantara, inovasi teknologi bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan yang mendesak bagi peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM.
“Untuk mempercepat proses ini, kebijakan yang inklusif diperlukan seperti peningkatan kapabilitas digital bagi pelaku UMKM, penyediaan infrastruktur digital yang merata, kebijakan-kebijakan terkait perizinan, serta kolaborasi antar pihak, dapat mengakselerasi kemajuan ekonomi akar rumput di Indonesia, yang sudah memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh,” paparnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sebesar 64,5% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Sehingga, penguatan terhadap sektor ini berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional karena memiliki multiplier effect seperti penciptaan lapangan kerja baru, perbaikan gizi keluarga, serta peningkatan akses pendidikan bagi anak.
“Oleh sebab itu, forum ini diharapkan dapat menjadi permulaan dalam memajukan perempuan melalui akses keuangan inklusif,” timpal Puteri Tanjung.
Forum ‘The 2024 Asia Grassroots Forum, Hosted by Amartha’, diharapkan dapat menjadi katalisator dalam menyediakan platform kolaborasi bagi multiple stakeholders terhadap segmen akar rumput melalui agenda scaling impact, digitalisasi UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Masyarakat dapat menyemarakkan forum ini secara virtual dengan cara menyaksikan langsung di akun resmi Youtube Amartha. ()