Apa Untungnya Netflix Masuk ke Indonesia?

Netflix Umumkan Kehadirannya di Indonesia pada 2016 Netflix Umumkan Kehadirannya di Indonesia pada 2016

Walaupun Netflix menjadi primadona di negara asalnya Amerika Serikat, tapi bagi netizen di Indonesia brand tersebut masih terhitung baru di market. Setelah mengumumkan ekspansi besar – besaran di 130 negara termasuk Indonesia di ajang Consumer Electronic Show (CES), pada Kamis (7/12/2015), perusahaan ini langsung hadir dengan pricing strategy murah. Lantas bagaimana dengan urusan legal, konten, dan pengaruhnya terhadap industri film dan serial di Indonesia?

Menurut Wakil Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Dody Budiatman, perangkat hukum dan perangkat pelaksana yang harusnya bisa digunakan LSF untuk menyortir serbuan film asing yang wara-wiri di internet, belum siap sama sekali. “Jadi singkatnya, meski sudah resmi mengudara di Indonesia, film-film yang didistribusikan lewat Netflix belum disensor sama sekali oleh badan sensor film nasional.”

Tentu saja hal tersebut berisiko, kata Dody, pemerintah harus proaktif mengatur dan mengawasi sensor. Harus dipastikan film-film yang ada tidak berisikan konten negatif. Baik pornografi, radikalisme, terorisme, separatisme, sadisme dan lainnya. Selain kriterianya jelas, pengawasan juga harus jelas, termasuk penindakan bila terjadi pelanggaran.

Walaupun demikian, secara makro, masuknya Netflix memang memperkuat posisi pemain Over The Top (OTT) dan menambah tekanan terhadap industri telekomunikasi, internet dan IT nasional. Sehingga, pemerintah perlu mempunyai satu kebijakan jelas terhadap roadmap industri telekomunikasi, internet dan IT nasional terhadap tren – tren tersebut.

Sementara itu, Dimitri Mahayana, Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision menilai, tepatnya momentum kedatangan Netflix tersebut seiring dengan semakin matangnya layanan broadband (internet cepat) di Indonesia. “Layanan broadband sudah mendukung Netflix. Baik yang fixed broadband maupun wireless broadband. Menurut saya, dampaknya bisa signifikan,” katanya saat diwawancarai MIX, Jumat (8/1/2016).

Demam startup dan e-commerce juga turut berpengaruh dalam mengedukasi masyarakat dalam menggunakan layanan online seperti Netflix. “Pertama, kesuksesan bukalapak, Go-Jek, zenius.net (bimbel online), traveloka dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memasuki era e-commerce. Pelanggan di Indonesia sudah terbiasa menggunakan layanan online. Mulai dari jual beli barang online, pemesanan ojek dan taksi, bimbingan belajar hingga jual beli tiket. Kedua, kesiapan infrastruktur broadband,” terang Dimitri yang juga dosen ITB.

“Netflix ini menawarkan konten film dan berbayar. Itu larinya ke mana. Selain pelanggan bayar ke Netflix, mereka juga bayar ke operator karena harus akses data. Jadi nggak murah juga. Yang pasti hal ini akan menggenjot traffic data,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, pada Jumat (8/1/2015) seperti dikutip dari antaranews.com.

Rudiantara melihat dengan kehadiran Netflix sebagai pembuka tren aplikasi berbasis video. Layanan semacam ini diyakini akan semakin booming di era 4G karena masyarakat bisa menikmati hiburan langsung menonton film dari genggamannya secara personal.

“Ini bukan cuma bioskop yang jadi saingannya, tapi dunia hiburan. Di Indonesia kita cuma punya seribu layar bioskop. Tapi di era 4G ini, jadi ada jutaan layar. Kita sebenarnya juga ada situs lokal yang seperti Netflix, kalau itu didorong dan bisa bagus, ini bisa jadi killer apps juga,” pungkas menteri.

Kata Rudiantara, kalau urusan konten (film) harus bicara lagi dengan Pak Anies (Anies Baswedan-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan). Tapi kalau ke penyiaran, broadcast, nanti harus bicara dengan Komisi Penyiaran Indonesia.

Sebenarnya Netflix itu apa?

Netflix merupakan layanan video streaming berbayar yang menyediakan berbagai film yang sudah tersedia di 190 negara, termasuk Indonesia. Hingga akhir tahun ini, layanan yang didirikan Marc Randolph and Reed Hastings tersebut menargetkan 200 negara bisa menjajal Netflix.

Untuk pasar Indonesia, ada tiga jenis layanan Netflix yang bisa dinikmati. Layanan tersebut adalah Basic, Standard, dan Premium. Perbedaan antara tiap paket terletak pada resolusi gambar film dan jumlah perangkat yang bisa digunakan lewat sebuah akun Netflix secara bersamaan. Pengguna dapat menyaksikkan Netflix di berbagai perangkat, mulai dari smartphone, tablet, desktop, smart TV hingga konsol game. Selain film layar lebar, ada banyak judul serial yang dapat dinikmati.

Untuk mendaftar akun Netflix, pengguna harus memasukkan informasi kartu kredit. Selama satu bulan ini, Netflix memberlakukan promo gratis bagi pasar Indonesia. Pendaftaran bisa dilakukan via online dengan mengunduh aplikasi mobile-nya melalui iOS, Android, maupun Windows Store.

Di negara asalnya, biaya berlangganan per bulan Netflix mulai dari USD 7,99 untuk paket basic, USD 9,99 untuk paket standar dan USD 11,99 untuk paket premium. Sementara di Indonesia, menerapkan strategi harga murah dengan memberlakukan tarif untuk paket standar Rp 109 ribu, paket premium Rp 139 ribu, dan paket premium Rp 169 ribu. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)