Perubahan perilaku konsumen dalam bertransportasi menuntut para pelaku bisnis di industri transportasi untuk berubah. Perusahaan seperti jasa rental kendaraan (mobil dan motor) misalnya, tidak bisa lagi menjalankan bisnis mereka secara konvensional. Mereka dituntut untuk dapat menjawab perubahan pelanggan mereka yang mengarah pada digital.
Oleh karena itu, sebagai pemain lama di industri rental kendaraan, PT Angelita Trans Nusantara memutuskan untuk bertransformasi. Tepat di Juli 2017 ini, perusahaan rental kendaraan yang telah memiliki agen di sejumlah daerah di Indonesia itu meluncurkan layanan barunya, jasa rental kendaraan berbasis aplikasi online, ATRANS.
Diungkapkan Managing Director ATRANS Arynto C. Samudro, ATRANS merupakan salah satu langkah strategis perusahaan dalam mengubah jasar rental kendaraan konvensional yang seringkali kaku dengan waktu, menjadi lebih dinamis dan mudah diakses oleh semua kalangan, di manapun dan kapanpun.
“Dengan ATRANS, kami ingin memberikan solusi jasa transportasi terbaik bagi masyarakat Indonesia, baik dari segmen bawah dan menengah maupun segmen korporat, yang hingga kini telah menjadi konsumen loyal utama kami,” tegas Arynto, yang menyebutkan bahwa aplikasi ATRANS dapat diunduh lewat App Store maupun Google Play.
Sampai saat ini, ada enam layanan yang dihadirkan pada aplikasi ATRANS, yang hampir semuanya sudah ditawarkan oleh incumbent seperti Go-Jek, Grab, maupun Uber. Enam layanan tersebut adalah Trans Ojek (ojek sepeda motor), Trans Send (layanan sepeda motor untuk perngiriman barang), Trans Food (layanan sepeda motro untuk pemesanan makanan), Trans Car (layanan mobil penumpang), Trans Day Rent (layanan sewa mobil penumpang dengan biaya harian), dan Trans Box (layanan sewa mobil barang).
Selain keenam layanan itu, diklaim Arynto, ada layanan utama yang membuat ATRANS berbeda dengan incumbent, yang notabene menjadi salah saru added value ATRANS. Layanan itu adalah Trans Hour Rent. “Layanan tersebut merupakan layanan sewa mobil penumpang berbasis aplikasi dengan hitungan biaya bukan pada jarak tempuh, tetapi berdasarkan pada waktu yang digunakan atau hitungan jam,” paparnya.
Added value lain yang ditawarkan ATRANS adalah jaminan kenyamanan dan keamanan penumpang. Diyakini Arynto, sebagai perusahaan yang awalnya berbasis rental kendaraan konvensional, maka ATRANS bekerja sama dengan para agen yang tersebar di seluruh Indonesia. “Agen tersebut memiliki kantor dan cabang di beberapa daerah di Indonesia. Sementara itu, agen juga memastikan bahwa para driver adalah mitra terpercaya, sehingga rekruitmen dan kontrol pengemudi juga dilakukan oleh agen,” lanjutnya.
Sampai saat ini, ditegaskan Arynto, sudah ada 400 armada mobil dan motor yang sudah terdaftar serta 14 agen yang sudah bergabung. “Kami menargetkan akan ada 30 ribu armada hingga akhir tahun 2017 dan penambahan jumlah agen yang selama ini menjadi captive market ATRANS. Sampai tahun ini, kami memang tidak menargetkan pelanggan, tetapi lebih menargetkan pada jumlah agen dan mitra yang akan bergabung. Tahun depan, baru kami akan mulai menargetkan pada jumlah pelanggan,” terangnya.
Sebagai pendatang baru, tentu saja ATRANS dituntut untuk menawarkan promo yang menarik bagi calon penumpang. Salah satunya adalah promo tarif yang selama ini menjadi fokus penumpang Indonesia, yang sangat price sensitif. “Kami memang siap menghadirkan diskon-diskon khusus bagi calon penumpang, undiah berhadian hape Samsung setiap bulannya, dan kejutan harian untuk para penumpang mobil seperti menghadirkan kendaraan Aphard padahal yang dipesan adalah Avanza,” urainya.
Untuk strategi komunikasi, ditambahkan Arynto, ATRANS melakukan pendekatan Public Relations (PR) lewat media gathering, menghadirkan booth ATRANS di berbagai event, hingga memanfaatkan social media.
