MIX.co.id - Jelang Pemilu (Pemilihan Umum), Praxis didukung oleh Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), resmi merilis hasil studi terkait persepsi masyarakat Indonesia terhadap pelayanan publik, kualitas pemimpin eksekutif dan legislatif, serta pola konsumsi media masyarakat.
Survei independen tersebut dilakukan pada 13-18 Maret 2023 terhadap 1.102 responden, dengan rentang usia 16 sampai 45 tahun. Dilakukan di 12 kota besar di Indonesia, studi tersebut menghasilkan sejumlah temuan menarik di segmen pemilih Gen Z dan millenial (Gen Y).
Diungkapkan Director of Public Affairs Praxis PR dan Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) Sofyan Herbowo, pada hari ini (10/4), di Jakarta, “Latar belakang kami mengadakan survei ini adalah untuk mempelajari tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan publik yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Saya percaya penemuan menarik dari survei ini dapat menjadi masukan yang membangun bagi tokoh pemerintah Indonesia, sehingga pada akhirnya ekosistem demokrasi yang lebih sehat dapat tercipta.”
Lebih jauh ia menjelaskan sejumlah temuan yang berhasil terungkap dari studi tersebut. Pertama, mayoritas Gen Z (90,80%) merasa penegakkan hukum eksekutif pusat masih belum memuaskan, sedangkan Gen Y (67,15%) dan Gen X (49,30%) merasa bahwa pembangunan ekonomi yang paling belum memuaskan.
Kedua, platform media sosial menjadi sumber informasi yang paling sering dikonsumsi. Youtube (69,96%) dan Instagram (69,42%) menjadi platform yang paling sering dikonsumsi. Selanjutnya, diikuti oleh media online (57,99%), TV (53,36%), dan Facebook (42,29%). “Adapun TikTok dan Twitter menjadi platform yang paling populer di segmen Gen Z dan millenial,” ucap Sofyan.
Ketiga, konten politik menjadi salah satu konten yang paling jarang dikonsumsi, yakni hanya mencapai 36,12%. Adapun lima konten tertinggi yang paling banyak dikonsumsi adalah food (61,25%), entertainment (55,44%), kesehatan (52,81%), news (50,91%), dan Teknologi (50,45%).
“Ada kesenjangan dari konten yang sekarang ada di media. Konten-konten tersebut lebih banyak membahas soal kepentingan elit politik, bukan kepentingan publik,” tandasnya.
Keempat, pria (45,62%) ternyata lebih sering mengakses konten politik jika dibandingkan perempuan (28,48%).
Kelima, kejujuran dan integritas merupakan kualitas yang dianggap masyarakat paling penting untuk dimiliki oleh tokoh pemerintah eksekutif (62,62%) dan legislatif (76,40%).
Keenam, kualitas yang penting dimiliki untuk tokoh pemerintahan eksekutif menurut laki-laki adalah visi misi (42,36%), sedangkan perempuan adalah etos kerja dan dedikasi (44,68%). Adapun kualitas yang penting dimiliki untuk tokoh pemerintahan legislatif menurut laki-laki adalah visi misi (28,11%), Sedangkan perempuan adalah etos kerja dan dedikasi (33,88%), dan empati (33,22%).
Ketujuh, 65,61 persen masyarakat belum puas dengan Layanan Pembangunan Ekonomi dari Pemerintah Eksekutif Pusat. Untuk Pemerintah Eksekutif Daerah, 65,06 persen masyarakat belum puas dengan Layanan Infrastruktur dan Layanan Publik.