Pandemi Covid-19 telah berdampak pada peningkatan adopsi dan penggunaan layanan digital untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, terutama pada Generasi Z. Konsumsi layanan digital tersebut mencakup belanja online (e-Commerce), layanan pesan-antar makanan (food delivery), dan layanan pengantaran sembako. Demikian studi yang dirilis Katadata Insight Center (KIC) Katadata Insight Center (KIC), pada awal Juni ini.
Studi yang dilakukan secara online terhadap 1.146 responden berusia 18-29 tahun pada 13 - 18 April 2021 ini menunjukkan bahwa selama tiga bulan terakhir, 57% responden merupakan pengguna aktif situs e-Commerce, 36% menggunakan layanan pengiriman makanan, dan 23% menggunakan layanan pengiriman bahan makanan.
Terkait layanan e-Commerce, studi ini mengungkapkan, 57% Gen Z telah menggunakan e-Commerce dalam tiga bulan terakhir, dan 81% di antaranya berbelanja di platform e-Commerce setidaknya sebulan sekali. Pengguna e-Commerce menilai penggunaan layanan ini praktis (74%), memiliki pilihan produk banyak (62%), dan risiko tertular Covid-19 kecil (60%).
Sementara itu, terkait pengiriman makanan online, terungkap bahwa 50% Gen Z telah menggunakan layanan pengiriman makanan online. Di antara mereka yang pernah menggunakan layanan pesan-antar makanan sebelumnya, 71% di antaranya mengatakan bahwa mereka telah aktif menggunakan layanan pesan-antar makanan dalam 3 bulan ini. Ada sejumlah alasan mereka menggunakan layanan digital untuk pesan-antar makanan, antara lain mereka menilai praktis, tidak sempat memasak, dan bosan dengan makanan rumahan.
Dikatakan Head of Katadata Insight Center Stevanny Limuria, "Menariknya, hasil studi ini menemukan bahwa 44% pengguna pengantaran makanan Gen Z adalah pengguna baru yang baru mulai menggunakan layanan ini selama pandemi. Dan, 90% dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin untuk terus menggunakan layanan pengiriman makanan setelah pandemi."
Studi ini juga mengungkapkan bahwa pengiriman online grocery mengalami peningkatan sangat signifikan selama pandemi sebagai akibat dari banyaknya orang yang berdiam diri di rumah. Adopsi penggunaan pengiriman bahan makanan di kalangan masyarakat Indonesia terbilang baru jika dibandingkan dengan penggunaan e-Commerce dan pengiriman makanan.
“Namun, 60% dari mereka mengakui baru saja beralih ke layanan online selama pandemi dan 88% mengatakan mereka akan terus menggunakan atau meningkatkan frekuensi penggunaan layanan ini di masa mendatang,” ucapnya.
Temuan lainnya adalah kecendurangan Gen Z yang mengunggulkan pemain utama di tiga kategori tersebut. Dalam pengiriman makanan, 50% dari responden memilih GrabFood sebagai penyedia layanan pesan-antar makanan online yang paling sering mereka gunakan dalam 3 bulan terakhir. Selanjutnya, diikuti oleh Gofood (46%), ShopeeFood (3%), dan Maximfood ( kurang dari 1%). "Maxim baru beroperasi kembali dalam pandemi ini, setelah sebelumnya tersandung aturan tarif," tukas Stevanny.
Di kategori pengiriman online groceries, Shopeemart, Gomart, dan GrabMart adalah tiga layanan yang paling banyak digunakan dalam tiga bulan terakhir oleh responden. Di antara ketiganya, GrabMart adalah pemain baru, yang baru diluncurkan saat pandemi. Kendati demikian, saat ini GrabMart menjadi pilihan yang disukai di antara 17% responden. Shopeemart dan Gomart -- yang sudah ada lebih lama -- masing-masing disukai oleh 36% dan 16%. “Preferensi konsumen didorong oleh kemudahan penggunaan, promo atau diskon, dan kecepatan pengiriman,” lanjutnya.
Untuk e-Commerce, 86% responden menyatakan pernah menggunakan Shopee sebelumnya, disusul 53% pernah menggunakan Lazada, dan 50% pernah menggunakan Tokopedia. Shopee juga menjadi yang teratas, dalam hal situs e-Commerce yang paling sering digunakan. “Pengguna Gen Z mengaku ada tiga alasan utamadalam memilih brand eCommerce, yakni promo/diskon (65%), aplikasi yang mudah digunakan (61%), dan harga produk lebih murah (54%),” tutupnya.