Tahun 2017, pasar smartphone di Tanah Air tampak makin bergairah. Pertarungannya pun terlihat kian sesak. Tak hanya pasar smartphone seharga Rp 1-2 jutaan saja yang riuh, namun produk smartphone berbandrol Rp 3-4 jutaan juga ramai diminati. Terbukti, berdasarkan unit, pertumbuhan pasar smartphone yang seharga Rp 3-4 jutaan mencapai 13% di tahun 2016.
Tak mengherankan, jika Blackberry yang pernah berjaya di masa lalu memutuskan untuk kembali bertarung. Come back-nya Blackberry ditandai dengan peluncuran produk anyarnya, Blackberry Aurora, hari ini (9/3), di Jakarta. Berbeda dengan produk sebelumnya, Blackberry Aurora merupakan smartphone Android pertama yang diluncurkan oleh PT BB Merah Putih di bawah perjanjian lisensi baru merek Blackberry yang ditandatangani bersama Blackberry Limited pada September 2016 lalu.
Dikatakan Stanley Widjaja, Vice President BB Merah Putih, "Blackberry Aurora bukan hanya perangkat Balckberry pertama yang diproduksi di Indonesia, tetapi juga merupakan perangkat Blackberry pertama di dunia yang menggunakan dual-sim. Untuk produksi, kami menggandeng PT Adi Reka Mandiri, karena kami ingin memenuhi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sebesar 30%."
Dibandrol dengan harga Rp 3,49 juta, Blackberry Aurora hadir dengan aplikasi DTEK. Ditambahkan Stanley, aplikasi DTEK merupakan teknologi yang khusus dimiliki Blackberry yang menawarkan pantauan keamanan dan perlindungan terus-menerus untuk OS (Operating System) dan semua aplikasi. "Blackberry Aurora merupakan smartphone dual SIM 4G-LTE yang bekerja dengan Android 7.0 Nougat, berlayar sentuh berukuran 5,5 inchi, serta memori 4GB RAM," ujarnya.
Saat ini, dijelaskan Stanley, Blackberry Aurora sudah dapat dipesan melalui pre-order di 10 situs belanja online terkemuka di Indonesia. Pemesanan dapat dilakukan mulai 3 hingga 12 Maret 2017 dengan berbagai benefit yang menarik. "Selama masa pre-order, para pelanggan juga mempunyai kesempatan untuk mendapatka banyak hadiah langsung serta pilihan pembayaran dengan cicilan hingga 24 bulan," ucapnya.
Untuk produk barunya tersebut, Stanley mematok market share sebesar 20-30% di pasar smartphone yang berbandrol Rp 3-4 jutaan. Guna mencapai target tersebut, sejumlah upaya dilakukan BB Merah Putih. Mulai dari peluncuran produk lewat Media dan Dealer Gathering, aktivasi merek yang akan digelar di Central Park-Jakarta, hingga program Trade-in atau tukar tambah dengan merek smartphone yang lama.