MIX.co.id - Tahun ini, festival kreatif “Ideafest 2021” digelar secara virtual pada 18-28 November 2021. Pada kesempatan itu, dihadirkan berbagai tema menarik dengan sejumlah para pembicara pakar.
Hari ini (27/11) misalnya, salah satu tema talkshow Ideatalks yang dihadirkan pada Ideafest 2021 adalah “The Young is Not The Future”. Para pembicara yang dihadirkan pada sesi tersebut yakni CEO Fantastis Anak Bangsa (FAB) Fritz B. Tobing, Co-Founder dan Business Director AmbilHati Sandru Emil, dan Co-Founder & Creative Director Katch Nabyl Farizi. Sesi Ideatalks ini dimoderatori oleh Adelle Odelia Tanuri, Co-Founder Rahasia Gadis dan Sparks Indonesia.
Dalam konteks “The Young is Not The Future” seperti tema IdeaTalks kali ini, ditegaskan Fritz, anak muda bukan lagi sebagai kunci dan penentu masa depan. “Peran mereka itu bukan nanti, tapi sekarang, terutama dalam mendukung kemajuan ekonomi bangsa. Anak muda itu kunci masa kini,” ucapnya.
Perbedaan generasi muda sekarang dibandingkan dengan generasi muda sebelumnya, menurutnya, adalah generasi muda sekarang penuh dengan kemudahan dalam memilih. Termasuk, banyak pilihan edukasi dan profesi. “Mereka diuntungkan dengan banyaknya pilihan dan kesempatan. Tapi pada saat yang bersamaan, mereka diberikan tanggung jawab besar bahwa mereka tidak hanya berperan untuk nanti, tapi saat ini. Oleh karena itu, anak muda perlu didorong ke arah yang benar. Anak muda juga harus punya inistiatif yang tinggi untuk mulai menjadi entrepreneur,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Sandru menambahkan, anak muda itu ada untuk masa sekarang, bukan nanti. “Anak muda sekarang berani mengambil resiko atau risk tolerance. Mereka juga optimsitik. Buktinya, banyak startup dan unicorn yang berhasil dipimpin oleh anak muda,” katanya.
Hanya saja, menurut Sandru, masalah terbesar young entrepeneur di Indonesia, mereka tidak tahu bagaimana mengelola bisnis, sementara mereka hanya punya modal ide besar dan semangat. Padahal, ide besar tidak akan menjadi ide besar jika tidak dijalani. “Entrepreneur itu end-to-end, semuanya harus bisa dilakukan, dan tidak berhenti hanya pada ide besar,” ujarnya.
Untuk itu, Y program hadir sebagai solusi untuk membantu menjawab masalah tersebut. Y atau Young Creative Entrepreneur Program merupakan program solusi yang tersedia dalam platform FAB untuk Gen-Z dan millennial, yang ingin menjadi young creativepreneur.
“Y diperuntukkan bagi talent kreatif muda yang akan memulai usaha baru, ataupun usaha kreatif yang sudah berjalan, dengan cakupan usia 18 - 30 tahun. Melalui Y program, mereka akan kami persiapkan sebagai pengusaha muda terbaik di bidang kreatif. Anak muda harus dapat merealisasikan mimpinya sekarang, bukan nanti. Untuk itu, kami mengajak seluruh talent kreatif muda Indonesia untuk bergabung bersama Y, agar mimpi itu dapat terealisasi saat ini,” papar Sandru.
Ditambahkan Fritz, Y Program memanfaatkan platform FAB, yang merupakan platform bisnis kreatif. Melalui FAB, individu maupun korporasi dapat saling berkolaborasi dan berkembang dalam sebuah ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif.
Platform usaha kreatif FAB merupakan terobosan pertama di Indonesia dalam industri kreatif, guna memperbesar kontribusi beberapa subsektor ekonomi kreatif yang tercatat masih kecil. Contohnya, subsektor game, seni pertunjukan musik, video, film, dan iklan. Platform FAB juga bertujuan untuk mencetak talent kreatif yang mumpuni, termasuk membangun dan mengembangkan berbagai usaha kreatif.
Upaya ini cukup dimaklumi. Mengingat, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sejak awal 2019, kontribusi ekonomi kreatif pada PDB (Pendapatan Domestik Bruto) nasional mencapai Rp 1.211 triliun. Sayangnya, nilai itu didominasi oleh subsektor usaha kuliner, fashion, dan kriya. Kendati demikian, ada subsektor yang kontribusinya ke PDB kecil, tetapi pertumbuhannya besar dan banyak diminati milenial. Contohnya, game dan seni pertunjukan, termasuk musik, film, video, dan fotografi.
“Dengan FAB platform bisnis kreatif, para pengusaha kreatif...