Bersama Program New Colombo Plan, Mattel Luncurkan “Dream Gap Project”

MIX.co.id - Perusahaan mainan global, Mattel, berkolaborasi dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia, melalui program New Colombo Plan (NCP), kembali menggelar program “Dream Gap Project” di kawasan Asia Pasifik. Di program ini, Mattel juga Menggandeng University of Melbourne (UoM) dan Universitas Indonesia (UI).

Dream Gap Project adalah proyek penelitian yang bertujuan untuk memahami lebih lanjut mengenai fenomena "Dream Gap" di Australia dan Indonesia, serta memahami lebih spesifik mengenai bagaimana stereotip sosial mempengaruhi minat anak-anak muda pada bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).

Penelitian yang dilakukan di Australia dan Indonesia akan fokus pada anak-anak berusia 4-6 tahun, dengan mempelajari bagaimana stereotip sosial dapat membentuk aspirasi anak-anak perempuan dan laki-laki, dan mengidentifikasi dampak dari Dream Gap terkait “Identitas STEM” mereka—yang melibatkan pemikiran tentang diri mereka sebagai individu yang berkaitan dengan STEM yang melibatkan proses keterampilan, kapabilitas dan kecenderungan tertentu. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para pengambil keputusan untuk membantu mengatasi Dream Gap.

“Di Mattel, kami berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan memberikan inspirasi untuk potensi yang tak terbatas pada setiap anak. Asia Pasifik memiliki peran yang signifikan bagi Mattel, dengan sebagian besar pengoperasian dan pekerjanya berbasis di sini, hal ini tentunya memberikan kami peluang yang besar untuk mendukung anak-anak muda di wilayah ini. Dream Gap Project bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bias gender, untuk menghapus hambatan-hambatan di generasi mendatang,” ungkap Paul Faulkner, Direktur Utama Mattel-Asia Pasifik.

Mattel telah meluncurkan Dream Gap Project-nya pada tahun 2018, setelah sebuah penelitian dari New York University (NYU) yang menunjukkan bahwa memasuki usia lima tahun, banyak anak perempuan yang mulai membentuk keyakinan yang membatasi diri mereka dan berpikir bahwa mereka tidak secerdas dan semampu anak laki-laki. Dream Gap untuk anak-anak perempuan masih ada, tetapi penelitian terbaru dari New York University (NYU) menunjukkan bahwa tantangan tersebut bukan terletak pada kurangnya rasa percaya diri atau semangat pada anak perempuan — kesenjangan seringkali terjadi dalam lingkungan di sekitar mereka.

Meskipun telah ada kemajuan dalam mencapai kesetaraan gender, stereotip dan bias sosial masih ada dan dapat memengaruhi perjalanan dan pilihan masa depan seorang anak perempuan. Oleh karena itu, Barbie Dream Gap Project adalah misi global yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menantang stereotip gender dan membantu menghilangkan bias yang menghambat anak perempuan mencapai potensi mereka sepenuhnya. Untuk pertama kalinya, ekspansi Dream Gap Research Project oleh Mattel di Asia Pasifik akan mempelajari dampak dari faktor-faktor tersebut pada anak perempuan dan anak laki-laki.

Studi Dream Gap akan memberikan wawasan berharga yang akan membantu membentuk kemitraan, membangun diskusi di antara pemangku kepentingan, dan berkontribusi pada pengembangan kebijakan di dalam wilayah tersebut. “Hasil studi untuk Australia dan Indonesia akan tersedia pada Desember 2023, dengan rencana untuk memperluas inisiatif ini ke Jepang pada tahun 2024,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)