Bersama Rifat Sungkar, Mitsubishi Berbagi Tips tentang Pemeliharaan Kendaraan

MIX.co.id - Penghujung Desember ini, PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) kembali menghadirkan program Virtual Interview bersama Rifat Sungkar. Serial edukasi bersama brand ambassador Mitsubishi ini secara berkala dihadirkan dengan menyajikan berbagai tema terkait pemeliharan kendaraan berkonsep POWERS, yang merupakan kependekan dari Petrol & Papers (bahan bakar dan sura-surat kendaraan), Oil (oli), Water (cairan), Electrical (kelistrikan), Rubber (karet), dan Safety (keamanan).

Setelah minggu lalu dikupas tuntas tentang Electrical, hari ini (21/12), Rifat mengupas tuntas tema Rubber (karet). Di hadapan media, Rifat berbagi tips sekaligus mengingatkan bahwa karet seringkali kurang menjadi perhatian para pemilik kendaraan atau pengendara. “Bicara rubber, selalu ngomongin ban. Padahal, rubber bukan hanya ban. Tapi, rubber termasuk urusan karet yang ada di mobil. Karet pintu, bushing, mounting body, karet wiper, dan sudah pasti ban,” paparnya.

Menurutnya, rubber menjadi penting, karena menyangkut juga unsur safety dan kenyamanan berkendara. Dia mencontohkan, ban bisa habis masa bertugas kalau sudah melewati batas waktu. Agar tidak melewati batas waktu, maka pemilik kendaraan harus memperhatikan tahun mobilnya. Untuk mobil tahun 2020 misalnya, maka pada bannya harus ada informasi tertulis 20.

Pada kesempatan itu, Rifat juga menjawab aneka pertanyaan yang datang dari media. Di antaranya, mulai dari bagaimana mengatasi ban yang mengalami bocor halus, berapa tekanan ban angin yang ideal, hingga penggunan cairan ban yang ideal.

Rifat juga menekankan bahwa harus ada tujuh safety tools yang wajib tersedia di alam mobil. Ketujuh safety tools tersebut adalah dongkrak, kunci roda, kotak obat, segitiga pengaman, tools kits atau perkakas kendaraan, sekering cadangan, alat pemadam api ringan.

Ia juga mengingatkan bahwa tingkat kecelakaan di Indonesia tercatat sangat tinggi. Sementara itu, ilmu berkendara lebih banyak berasal dari vokasi atau jalur pengalaman hidup, bukan akademisi. “Padahal, kesadaran berkendara bisa didapat dari edukasi. Untuk itu, saya menyarankan untuk melakukan edukasi atau pendidikan safety riding sejak usia dini, bahkan mulai dari tingkat SD. Edukasi sejak dini telah dilakukan di Inggris, di mana anak kelas 1 SD sudah diajarkan cara berjalan di trotoar,” saran Rifat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)