MIX.co.id - Studi yang dirilis LinkedIn terhadap lebih dari 29.000 responden di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, mengungkapkan, 72% perusahaan di Indonesia telah memperkenalkan panduan untuk bekerja dengan Artificial Intelligence (AI).
Adopsi AI di Indonesia pun tercatat yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Terbukti, studi LinkedIn yang dirilis pada 2023 lalu itu juga menunjukkan bahwa 72% orang Indonesia telah menggunakan AI di tempat kerja mereka. Angka itu tertinggi dibandingkan Singapura (56%), Filipina (55%), dan Malaysia (51%).
Berangkat dari fakta itu, PT Innovation Cloud Services (ICS) Compute, perusahaan asal Indonesia yang menyediakan sistem integrasi yang berfokus pada cloud solution, merilis solusi Redpumpkin AI Coding Assistant, pada hari ini (25/4), di Jakarta. Berkolaborasi dengan Tabnine, Redpumpkin AI Coding Assistant menyasar segmen enterprise dan UKM (Usaha Kecil Menengah).
“Software AI yang bernama Redpumpkin AI Coding Assistant regional Jakarta ini resmi dibuka untuk membantu para developer lokal agar dapat berkarya lebih efektif dan comply terhadap aturan yang ada. Hasil kolaborasi ini juga menjadi bukti keseriusan kami dalam mengadopsi Gen AI ke dalam portfolio yang kami miliki,” papar Budhi Wibawa, Co-Founder & CEO ICS Compute.
Lebih jauh ia menjelaskan, Redpumpkin AI Coding Assistant dapat meningkatkan produktivitas waktu programmer hingga 20-25% secara keseluruhan. Software Gen AI ini juga bekerja dengan kualitas tinggi, lebih cepat dan efisien, tanpa mengorbankan privasi atau keamanan data.
Pada kesempatan yang sama, VP Business Development ICS Compute Henry Tedja menambahkan, Redpumpkin AI Coding Assistant berbeda dengan software code assistant berbasis AI lainnya, karena mampu memberikan rekomendasi kode secara real-time dan relevan sesuai konteks, langsung di dalam Integrated Development Environment (IDE) yang biasa digunakan developer.
“Kemampuan software ini dalam memahami bahasa natural dan seluk-beluk kode yang rumit, menjadikan Redpumpkin AI Coding Assistant sebagai pendamping yang ideal bagi para developer,” lanjutnya.
Ditegaskan Henry, ada tiga keunggulan atau added value yang dimiliki Redpumpkin AI Coding Assistant. Pertama, Private Installment, dimana data yang masuk atau sedang mereka buat tidak dapat diakses secara umum atau hanya dapat dilihat pihak klien. Kedua, Personalize, dimana Redpumpkin AI Coding Assistant akan menghasilkan pengalaman coding yang custom sesuai kebutuhan. Ketiga, solusi ini menawarkan aspek security.
"Redpumpkin AI Coding Assistant ini hanya dilatih menggunakan data dari repository open source berlisensi permisif, sehingga memastikan developer mendapatkan bantuan AI tanpa risiko pelanggaran privasi atau sengketa kepemilikan kode. Redpumpkin AI Coding Assistant menawarkan keamanan tingkat enterprise yang teruji dan memenuhi standar industri utama," terang Henry.
Diakui Budhi, solusi Redpumpkin AI Coding Assistant sangat cocok bagi perusahaan yang memprioritaskan privasi, keamanan, dan kepatuhan, seperti enterprise di bidang jasa keuangan, manufaktur, dan pemerintahan.
Bukan hanya enterprise, solusi ini juga cocok untuk UKM yang dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi dengan cepat, namun memiliki keterbatasan sumber daya, termasuk kekurangan developer terampil yang sering kali menjadi hambatan. Solusi ini juga membantu UKM mengatasi tantangan itu dengan mengotomatisasi tugas-tugas berulang dan memberikan saran kode yang akurat secara real-time.
"Cukup dengan seorang programer pemula yang dilengkapi dengan solusi Redpumpkin AI Coding Assistant, UKM dapat meningkatkan kinerja bisnisnya," kata Budhi, yang menyebutkan bahwa saat ini, sejumlah perusahaan ritel dan healthcare sedang melakukan uji coba solusi Redpumpkin AI Coding Assistant.
Untuk mendapatkan Redpumpkin AI Coding Assistant, perusahaan cukup mengeluarkan anggaran $29 hingga $39 per pengguna per bulannya. "Untuk menperkenalkan solusi ini, kami juga akan menggelar workshop edukatif ke berbagai universitas di Indonesia," tutup Budhi.