MIX.co.id - Berdasarkan survei yang dilakukan Ninja Xpress pada pertengahan tahun 2024 terhadap 1.100 responden, didapatkan bahwa lebih dari 94% pembeli online atau disebut e-shopaholics telah membeli produk frozen food dengan frekuensi pembelian 1-2 kali seminggu. Produk-produk makanan olahan seperti nugget (38,7%), sosis (28,5%), dan bakso (15,9%) mendominasi pasar. Namun, kebutuhan akan layanan pengiriman dingin yang terpercaya masih menjadi tantangan utama bagi pelaku usaha.
Berangkat dari fakta itu, Ninja Xpress resmi merilis layanan Ninja Cold, pada hari ini (17/12), di Jakarta. Menyasar segmen B2B (Business to Business), layanan inovatif itu dirancang khusus untuk mendukung pelaku usaha dalam menjaga kualitas produk melalui keunggulan teknologi cooling system dan teknologi polygon routing.
Layanan Ninja Cold juga sudah bersertifikasi halal dan didukung dengan ekosistem logistik yang terintegrasi, sehingga dapat memastikan produk tetap segar sampai tujuan dengan tepat waktu.
"Hadirnya Ninja Cold adalah wujud nyata komitmen kami untuk mendukung pelaku bisnis, baik korporasi maupun UKM, dalam mengelola pengiriman produk dingin yang praktis dengan kualitas yang tetap terjaga. Didukung oleh ekosistem logistik Ninja Xpress yang telah hadir sejak tahun 2015 dengan lebih dari 800 hub dan juga 27.000 mitra pengemudi, kami percaya bahwa integrasi antara teknologi unggulan dengan sistem pengiriman praktis mampu menjadi solusi andal yang memperkuat daya saing bisnis mitra kami dan juga mendukung efisiensi pengiriman logistik,” ungkap Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress.
Sebagai bagian dari layanan pengiriman supply chain management atau B2B Restock (Ninja B2BR), Ninja Cold hadir untuk mendukung manajemen rantai pasok ritel dan UKM. "Layanan ini menjembatani kebutuhan pengiriman produk-produk khusus seperti sayuran, pastries, daging atau makanan olahan, yang terus meningkat di pasar Indonesia. Pada tahap awal peluncurannya, Ninja Cold akan beroperasi di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi)," lanjutnya.
Ninja Cold memastikan produk tetap segar dan berkualitas tinggi hingga tiba di tangan konsumen. Layanan tersebut mencakup dua tipe pengiriman yang disesuaikan dengan kebutuhan produk. Pertama, Pengiriman Chiller Temperature, khusus untuk pengiriman produk dengan suhu di rentang 0° hingga 5° seperti produk sayur, produk susu, buah, dan produk kesehatan.
Kedua, Pengiriman Frozen Temperature, untuk pengiriman produk dengan suhu di -15° dan lebih dingin, seperti produk daging, seafood, dan frozen food.
Dengan inovasi ini, Ninja Cold tidak hanya mendukung kebutuhan logistik pelaku usaha, tetapi juga menjadi solusi terpercaya untuk menjaga kualitas produk hingga ke tujuan. Selain itu, Ninja Cold juga telah resmi mendapatkan sertifikasi halal dengan memenuhi standar Sistem Jaminan Produk Halal yang ketat.
Ditambahkan Roy Imantaka, Chief of Strategy Ninja Xpress, "Sertifikasi halal yang telah diperoleh Ninja Cold merupakan wujud nyata komitmen kami dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan layanan pengiriman halal yang terpercaya. Kami memastikan seluruh proses penyimpanan dan pengiriman memenuhi standar Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), dengan pemisahan ketat antara produk halal dan non-halal untuk mencegah risiko kontaminasi silang. Dengan ini, Shipper Ninja Cold dapat sepenuhnya mengandalkan Ninja Cold untuk menjaga keutuhan dan kesucian produk mereka."
Selain menjaga produk tetap segar, fokus lainnya dalam layanan Ninja Cold adalah mengutamakan pengalaman pengiriman yang praktis dan terjangkau. Hasil survey Ninja Xpress menunjukkan, faktor tarif yang kompetitif (40%), kecepatan pengiriman (26,9%), kemudahan pemesanan (25,1%), serta akses pelacakan barang secara real-time (8%) merupakan prioritas utama bagi konsumen.
Melihat permintaan dan kebutuhan pengiriman dingin oleh pelaku bisnis, Teknologi tambahan seperti Ninja Dashboard dan routing system turut mendukung pengiriman tetap segar dengan menghemat waktu hingga 1-2 jam dalam pengiriman. Hal ini menjadikan Ninja Cold solusi logistik yang tak hanya praktis, tetapi juga mendukung keberlanjutan bisnis mitra di tengah persaingan pasar yang ketat.
"Fleksibilitas pembayaran dengan skema per penggunaan yang lebih efisien untuk melakukan pengiriman dalam jumlah kecil tanpa khawatir dengan biaya tetap," tutupnya.