MIX.co.id - Merujuk World Cancer Research Fund International, kanker paru-paru adalah jenis kanker paling umum kedua di dunia. Selain itu, pria dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita kanker paru-paru dibandingkan wanita.
Sementara itu, selama bertahun-tahun, Malaysia telah menjadi tujuan utama bagi wisatawan kesehatan dari Indonesia. Pada tahun 2019 misalnya, lebih dari 670.000 orang Indonesia berkunjung ke Malaysia untuk berobat.
"Selain pengobatan onkologi yang luar biasa, Malaysia Healthcare juga memberikan pengalaman akan pelayanan yang sangat baik dan terpadu. Kami berharap dapat memberikan wisatawan kesehatan dari Indonesia sebuah pengalaman layanan kesehatan yang 'Lebih Dekat, Lebih Terjangkau' di tempat yang aman dan dapat dipercaya," papar Mohd Daud Mohd Arif, CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC).
Menyikapi fakta itu, Malaysia Healthcare menawarkan sejumlah pilihan skrining kanker yang efisien dan mudah diakses. Selain itu, sebagian besar rumah sakit di sana juga memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai pusat terpadu untuk segala hal yang berkaitan dengan kanker, mulai dari skrining hingga diagnosis, perawatan, dan perawatan lanjutan.
Dr. Chong Kwang Jeat, Konsultan Onkologi Klinis di Mahkota Medical Centre, menjelaskan beberapa jenis pengobatan terpadu yang disediakan untuk pasien kanker. “Saya ingin mengatakan bahwa kelebihan dari Mahkota Medical Centre adalah kami menyediakan pelayanan yang menyeluruh. Kami menyediakan layanan psikologis, fisioterapi, terapi okupasi, diagnosis, dan tes lanjutan, semuanya ditawarkan sebagai layanan yang terpadu di dalam rumah sakit.”
Sementara itu, Catherine Lee May Ling, Direktur Pusat Layanan Citra Kanker & Radioterapi Subang Jaya Medical Centre (SJMC), menambahkan, yang membuat kanker sangat berbahaya adalah bagaimana kankernya bermutasi. "Kanker bisa beredar di seluruh aliran darah. Dari aliran darah, bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Misalnya, bisa menyebar ke paru-paru, hati, dan otak," ucapnya.
Oleh karena itu, menurutnya, sangat penting untuk memberantas kanker dan mengobatinya sebelum menyebar ke bagian tubuh yang lain. Namun, ia menambahkan bahwa tidak seperti metode konvensional yang dapat membuat pasien harus kembali ke rumah sakit lebih dari belasan kali, di Subang, mereka telah memangkasnya menjadi satu sesi saja. "Ini sangat praktis bagi wisatawan kesehatan yang kemungkinan tidak dapat melakukan perjalanan kembali berulang kali," ucap Catherine.
Wisatawan kesehatan yang memilih Malaysia juga dapat mengharapkan kunjungan individu yang efisien. Dr. Malwinder Singh Sandhu, seorang Konsultan Onkologi Klinis di Pantai Hospital Kuala Lumpur (PHKL), mengimbuhkan bahwa untuk pasien yang memiliki risiko tinggi terkena kanker paru-paru, CT scan dosis rendah harus dilakukan. Proses ini hanya membutuhkan waktu 10 menit saja.
PHKL juga menawarkan layanan terpadu yang komprehensif di Pusat Spesialis Paru, yang merupakan pusat terpadu untuk skrining dan diagnosis. Ini mencakup tim multidisiplin dari ahli bedah hingga dokter perawatan paliatif, dan berfokus pada uji klinis.
"Unit uji klinis kami adalah salah satu faktor yang membedakan PHKL dari negara lain di dunia. Saat ini, ada setidaknya 10 studi klinis aktif yang menerima pasien, dan setelah terdaftar dalam uji klinis, pasien dapat menerima obat-obatan terbaru bahkan yang belum dirilis ke masyarakat umum," kata Dr. Malwinder.