MIX.co.id - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), sebagai program CSR dari agensi komunikasi Cetta Satkaara, dirancang secara rutin melakukan aktivitas kegiatan pengembangan diri bagi tenaga pendidik. Program-program tersebut diharapkan mampu menghasilkan tidak saja output, namun juga outcome dan outtakes bagi para pendidik yang merupakan target program.
Salah satu program KGSB adalah kelas Pelatihan Penulisan bagi pendidik yang merupakan bagian dari kegiatan Klub Literasi KGSB. Program yang dijalankan sejak 2022 ini telah menghasilkan outcome dan outtakes yang dibuktikan dengan output berupa 2 seri buku antologi dongeng anak. Kedua buku seri antologi itu sudah disebarkan secara gratis kepada 150 sekolah di Indonesia dan Timor Leste pada 2023.
Melanjutkan program tersebut, KGSB kembali menyelengarakan Kelas Pelatihan Penulisan secara daring. Pelatihan ini diadakan dalam dua kali pertemuan pada 14 dan 28 September 2024.
Pelatihan Penulisan Dongeng kali ini dilengkapi dengan program pendampingan selama 1 bulan hingga buku siap terbit di November 2024. Hasil tulisan para peserta akan dibukukan dalam bentuk buku antologi KSGB “Cerita Anak Khatulistiwa”.
Peserta adalah guru-guru anggota KGSB yang lolos seleksi dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan Timor Leste. Karya para peserta dalam buku antologi cerita anak ini akan mewakili setiap daerah di Indonesia atau asal daerah mereka.
Sebagai pemateri, KGSB mengundang Angela Corine Kennedy, M.Pd, Guru dari SDN 5 Namang Kab. Bangka Tengah, Bangka Belitung sekaligus Pendongeng dan Penulis Buku Anak. Ia juga merupakan penerima Penghargaan Kemendikbudristek RI 2023 dan Juara 2 Duta Baca Provinsi Bangka Belitung 2018.
Pemateri kedua adalah Titik Kartitiani, seorang penulis dan jurnalis senior yang juga menyukai serta menulis cerita anak di kolom majalah dan buku kumpulan cerita anak. Selain itu, pelatihan juga dihadiri Penulis Multi-genre dari WIN, Ririn Astutiningrum.
Ruth Andriani, founder KGSB menjelaskan, hasil dari kegiatan pelatihan penulisan ini akan diwujudkan menjadi buku antologi cerita anak usia 6-9 tahun. Selanjutnya, buku dongeng tersebut akan diberikan secara gratis kepada puluhan sekolah PAUD dan SD di Indonesia dan Timor Leste.
"Tantangan untuk membuat buku anak memang tidak mudah, karena perlu menggunakan tutur kata yang sederhana dan mudah dipahami, namun tetap bisa memberikan pengetahuan bagi anak. Kami berharap, melalui buku dongeng yang akan tercipta nanti, anak akan semakin cinta dan lebih mengenal budaya asal mereka berada serta menghargai perbedaan budaya yang ada," ujar Ruth saat memberi sambutan dalam pembukaan kelas pelatihan.
Ruth juga menyampaikan harapan, agar kegiatan pelatihan menulis dongeng yang diadakan KGSB semakin mendorong para tenaga pendidik untuk semakin cinta menulis dan membaca sebagai salah satu alat belajar untuk para anak didik. Buku cerita anak yang akan terwujud dari hasil penulisan para guru tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu media mengajar kepada anak-anak.
Kelas Penulisan KGSB merupakan bentuk kepedulian atas masih minimnya buku-buku anak berkulitas dengan tema yang mengangkat budaya, sejarah, serta berbagai konten lokal melalui sudut pandang berbeda. Melalui kegiatan ini, KGSB mengajak para pendidik untuk terus meningkatkan literasi dan terbiasa melakukan riset dengan membaca banyak literatur yang akan membantu dalam memperkaya wawasan dalam buku yang akan mereka tulis bersama.
Hastati, salah satu peserta dari UPT SPF SDN Monginsidi II Makasar menyatakan antusiasmenya terhadap kelas penulisan dongeng yang diadakan KGSB. “Saya bersyukur dapat kesempatan mengikuti kelas pelatihan penulisan KGSB. Karena saya ingin belajar menulis membuat cerita anak yang dapat digunakan sebagai alat mengajar bagi anak didik kami di sekolah”, ujarnya.
Sejak berdiri 18 Desember 2021, KGSB memiliki lebih dari 800 anggota yang tersebar di 34 provinsi dan Timor Leste yangeliputi 55 kota dan 150 kabupaten. KGSB memfasilitasi para tenaga pendidik dari berbagai jenjang mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi, melalui kegiatan untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas yang mendukung proses belajar mengajar.
(Penulis: BINTARI)