Sejak beroperasi di Indonesia pada tahun 1992, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) senantiasa mengusung inovasi teknologi. Langkah itu merupakan salah satu kunci strategi CCAI untuk tetap menjadi yang terdepan di pasar minuman dalam negeri. Oleh karena itu, CCAI berpartisipasi dalam “Industry Summit 4.0” yang digelar Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada awal April ini di Jakarta.
Guna meningkatkan kinerja, pelayanan, dan daya saing, sejak lima tahun lalu CCAI memulai proses otomatisasi dan digitalisasi. Dikatakan Nurlida Fatmikasari, Regional Corporate Affairs Manager CCAI, sebagian besar sistem tersebut dirancang dan dikembangkan oleh tim internal, yang merupakan putra putri Indonesia. “Sistem dirancang berbasis internet platform yang mudah dan dapat dioperasikan melalui perangkat komputer atau tablet atau telepon genggam,” tuturnya.
Program digitalisasi tersebut, lanjut Nurlida, berjalan di area Supply Chain dan pelayanan penjualan. Dimulai sejak produk dikembangkan sampai berada di toko-toko yang menjual produk CCAI. “Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terakurat (real time) mengenai proses, output, biaya, dan pelayanan, yang berguna untuk meningkatkan kinerja dan kualitas di seluruh operasional CCAI,” terangnya.
Saat ini, 10.000 karyawan CCAI telah melayani lebih dari 830.000 pelanggan di seluruh Indonesia dengan mengoperasikan delapan lini produksi preform di dua fasilitas Packaging Service Division (PSD), empat Mega Distribution Centre, dan 38 lini produksi di 8 pabrik manufaktur kelas dunia.