Nun dari Jogja sana, D'Amour meluncur ke pasar nasional sebagai brand lokal. Untuk mengendorse merek hijab ini, manajemen menggandeng brand ambassador dari model lokal.
Berharap bisa mengambil kue pasar fashion muslim yang sangat potensial, D'Amour memperkenalkan uniq selling melalui hijab batik yang dikerjakan dengan teknik tradisional namun berdesain modern. Dalam brand launching yang diadakan di Jogja akhir pekan lalu, mereka menawarkan 5 motif unggulan untuk hijab pashmina yang dibawakan oleh para model. Masing-masing adalah Erosion, Gardenia Rose, Jewel Rose, Spinning Coral, dan Jaguar Sport.
“Kami ingin para pemakai hijab mendapat alternatif pilihan mode yang kental dengan budaya, namun secara tampilannya tetap elegan, modis dan juga Islami,” papar Suteja, pemilik brand D’Amour Brand mengenai kelima desain yang mereka luncurkan.
Peluncuran Hijab batik D’Amour Brand dirilis melalui fashion show di Hotel Top, Malioboro, Sabtu (8/4) malam. Peragaan busa menampilkan model-model lokal dan termasuk Rintan Ghasani yang saja digandeng sebagai brand ambassador D'Amour. Finalis Sunsilk Hijab Hunt Jogja 2017 ini dipilih karena dianggap memiliki kepribadian yang lembut, rendah hati, pintar dan berwawasan sehingga dipandang mampu merepresentasikan brand D'Amour.
Hijab Phasima D’Amour diproduksi di Jogja dari 100% rayon yang dikomunikasikan nyaman dikenakan serta lembut di kulit rambut dan tidak gatal atau pun mengganggu kenyamanan saat beraktivitas. Menurut Suteja, hijab ini diproduksi di Jogja dengan mengusung filosofi tanah Jawa sebagai landasannya.
Sebagai pemilik brand, mantan profesional marketer ekspor impor garment ini berharap D’Amour mampu menjadi trendsetter fashion muslim, dan mampu bersaing dengan fashion kelas internasional.
“Saya ingin kelak D’Amour berekspansi sampai ke luar negeri. Namun tentu saja kami harus mematangkan dan memperkuat strategi bisnis di dalam negeri dulu sembari mencari celah peluang bisnis ke luar neger,” ujarnya.
