Dampak Pandemi, Produk Perbankan Instan Akan Tumbuh

Masyarakat memiliki ekspektasi lebih tinggi terhadap customer experience digital. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman para pemain e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Gojek yang menyuguhkan fitur-fitur beragam.

Ekspektasi tersebut menjadi semacam pedoman tata cara baru nasabah dalam berinteraksi dengan institusi perbankan.

Hal itu disampaikan Dev Dhiman, APAC Managing Director of GBG. Menurutnya, lembaga keuangan dan teknologi finansial akan berlomba untuk memberikan layanan instan sebagai produk keuangan terbaru.

Studi terbaru GBG mengungkapkan, lebih dari 78% lembaga keuangan di Indonesia berencana meluncurkan peningkatan produk perbankan dan fasilitas kredit instan, terutama permohonan rekening bank instan, pinjaman instan dan aplikasi kartu kredit instan.

“Dampak pandemi Covid-19 memaksa konsumen dan perusahaan untuk beralih ke digital dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dev Dhiman dalam keterangan tertulis, pekan lalu (29/1).

Industri keuangan , imbuhnya, juga melirik teknologi canggih Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk menciptakan pengalaman virtual namun serupa dengan interaksi langsung di kantor cabang.

Selain itu, terjadi investasi lintas industri, di mana perusahaan besar akan berkolaborasi seperti Grab bekerja sama dengan Singtel untuk meluncurkan lisensi perbankan digital pada tahun 2022. “Di tahun 2021 dan seterusnya, pola pikir kolaboratif ini akan semakin banyak digunakan,” ujarnya.

Layanan Buy Now, Pay Later (BNPL) yang menyuguhkan pinjaman jangka pendek akan semakin marak. Pemain BNPL baru di seluruh Asia Pasifik termasuk di Indonesia dengan cepat memanfaatkan peluang untuk menawarkan jenis pinjaman baru ini.

Transformasi digital pelaku bisnis yang cepat, penggunaan media sosialyang marak, serta kolaborasi antar lembaga keuangan dan organisasi non-bank, akan membuka celah baru bagi penipu dan sindikat kejahatan finansial. Selain itu, fraud rekayasa sosial pihak pertama, kejahatan seperti ID sintetis dan pemalsuan identitas semakin kompleks untuk dideteksi.

Oleh karena itu, kata Dev Dhiman, penting bagi lembaga keuangan untuk berinvestasi pada teknologi deteksi dini dan pencegahan fraud yang lebih canggih. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)