Data Masih Menjadi Isu yang Strategis bagi Indonesia

MIX.co.id - Di era big data seperti sekarang, data menjadi isu yang strategis, sehingga harus didorong untuk segera ditatakelolakan dengan baik. Sayangnya, tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah belum ada standardisasi bersama terkait data.


Dituturkan Manajer Survei Katadata Insight Center Satria Triputra Wisnumurti, data adalah penghubung antara negara dengan masyarakat. Negara bisa menyejahterakan masyarakat melalui kebijakan yang dibuat berdasarkan data.

“Pada akhirnya, kebijakan negara itu dibaca berdasarkan data. Negara harus hadirkan kebijakan untuk menyejahterakan masyarakat. Cara membaca datanya tentu tidak hitam putih, yang menghubungkan negara dengan masyarakat adalah data,” papar Satria dalam acara talkshow 'Integrasi SPBE Pilar Transformasi Digital Indonesia' bertajuk Satu Data untuk Kemajuan Pembangunan, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Sisiplus by Katadata, awal Desember ini (6/12).

Lebih jauh Satria menambahkan, negara bisa mengetahui kebiasaan masyarakat melalui data contohnya lewat Nomor Induk Kependudukan. Dari NIK, negara bisa tahu tanggal kelahiran dan juga layanan kesehatan yang pernah diterima.

Lewat data juga, kata Satria, pemerintah membuat kebijakan seperti Bantuan Langsung Tunai dan juga Bantuan Sosial atau juga subsidi. Sebab, tanpa adanya data, maka kebijakan tersebut berpotensi untuk salah sasaran.

Terkait otoritas data, Satria menjelaskan, apabila terkait pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari seperti kemiskinan atau stunting maka ada di bawah Badan Pusat Statistik. Sedangkan data yang bersifat demografi atau perilaku, ada di bawah Ditjen Kependukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.

Diterangkan Ketua Tim Inovasi Pengembangan dan Harmonisasi Layanan dan Aplikasi SPBE Kemenkominfo Chairina, pemerintah sudah meluncurkan Satu Data Indonesia sebagai upaya tata kelola data. Melalui SDI, data akan digunakan negara untuk membuat kebijakan yang bermanfaat untu masyarakat.

“Ada program prioritas terkait Satu Data Indonesia antara lain stunting dan juga bansos (bantuan sosial). Dua hal ini yang dampaknya paling dirasakan oleh masyarakat. Pemerintah punya kewajiban untuk menyalurkan bantuan yang tepat sasaran kepada masyarakat dan acuannya tentu adalah data,” urai Chairina.

Lebih jauh ia menguraikan, titik sentral dari integrasi data adalah manusia Indonesia. Namun, ada juga layanan lain yang akan menjadi sebuah kaitan dan hal itu sudah dirumuskan dalam arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Contohnya, terkait kesehatan maka data tidak hanya ada di Kementerian Kesehatan, tetapi ada juga di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) apabila terkait dengan obat-obatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)