MIX.co.id - Datacomm Diangraha, sebagai Premier VMware Cloud Service Provider (VCSP) di Indonesia, resmi merilis DCloud VMware, pada November ini, di Jakarta. DCloud VMware adalah layanan cloud server yang memanfaatkan teknologi dari pemimpin pasar di bidang virtualisasi dan teknologi cloud, VMware.
“Implementasi VMware seringkali menjadi tantangan karena kompleksitas dan kebutuhan sumber daya yang signifikan. Dengan DCloud VMware, semua kerumitan itu ditangani agar perusahaan dapat menghadirkan solusi yang tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga memberikan keandalan tinggi, kemudahan manajemen, dan dukungan profesional untuk memastikan infrastruktur IT berjalan optimal tanpa hambatan," terang Bayu Jayasukma, Cloud Product Specialist PT Datacomm Diangraha.
Lebih jauh ia menjelaskan, VMware hadir untuk menjawab tantangan akibat akuisisi VMware oleh Broadcom pada 2023. Salah satu dampak paling signifikan dari perubahan itu adalah meningkatnya biaya operasional, terutama terkait lisensi dan layanan dukungan. Lisensi permanen (perpetual) diganti dengan model berlangganan (subscription), yang menyebabkan kenaikan biaya hingga 100–800% pada beberapa kontrak.
Strategi itu memaksa pelanggan untuk memilih paket langganan yang seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Perusahaan kecil dan menengah menjadi pihak yang paling terdampak, karena biaya tambahan tersebut membebani anggaran mereka.
Perubahan tersebut berdampak langsung pada institusi yang selama ini mengandalkan solusi tertentu dari VMware. Penghentian dukungan terhadap beberapa produk menambah tantangan operasional, terutama bagi organisasi yang ingin tetap menggunakan infrastruktur berbasis VMware tanpa perlu melakukan migrasi besar-besaran.
Dengan fokus baru pada layanan berbasis cloud, pelanggan didorong untuk beralih ke model operasi yang lebih modern. Namun, proses ini seringkali memunculkan tantangan baru, seperti tingginya biaya migrasi dan adaptasi teknologi, yang membutuhkan investasi tambahan dari pelanggan.
Melihat dari kasus itu, individu dan organisasi yang ingin mengadopsi atau mempertahankan penggunaan VMware seringkali menghadapi beberapa tantangan kritis, antara lain meningkatnya biaya lisensi dan layanan VMware pasca akuisisi menjadi beban; transisi ke lingkungan virtual seringkali memerlukan perencanaan matang dan integrasi yang rumit; dan tidak semua organisasi memiliki tenaga ahli yang cukup untuk mengelola solusi virtualisasi secara mandiri; serta memastikan bahwa infrastruktur virtual aman dari ancaman dan tetap beroperasi dengan efisien menjadi kebutuhan utama.
Dengan layanan Dcloud VMware, pengguna tidak perlu investasi perangkat keras dan lisensi VMware untuk menikmati platform virtualisasi enterprise dari VMware. Dcloud VMware memiliki beberapa keunggulan, antara lain tidak perlu investasi perangkat keras maupun lisensi VMware untuk menggunakan platform virtualisasi enterprise dari VMware; fleksibilitas dalam membuat instance dengan kapasitas mulai dari 1 CPU hingga 128 CPU, memori hingga 512 GB, dan penyimpanan hingga 10 TB; pembayaran berbasis pemakaian (pay-per-use) sesuai pilihan instance tanpa biaya tambahan, seperti biaya transfer data masuk/keluar, penggunaan API, atau layanan lainnya; hingga dukungan teknis 24/7 dari tim ahli DCloud yang berpengalaman dengan sertifikasi internasional.
"Dengan DCloud VMware, organisasi dapat menghadapi tantangan yang muncul akibat perubahan besar dalam industri virtualisasi tanpa harus mengorbankan efisiensi dan keamanan operasional mereka," tutupnya.