MIX.co.id – Rudy Octave, seorang musisi, arranger, produser, pianis dan telah 35 tahun berkiprah di industri musik Tanah Air mendeklarasikan terbentuknya Lembaga Irama Nasional Indonesia (LINI).
“LINI diharapkan dapat menjadi pelopor dalam dokumentasi, pelestarian, pengembangan, dan promosi irama tradisional Indonesia dan berupaya secara maksimal agar warisan budaya Indonesia berupa irama ini dapat terjaga dengan baik dan mendapatkan tempat yang berharga di mata dunia,” paparnya dalam acara deklarasi berdirinya LINI yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (28/10), bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Dijelaskan, Indonesia merupakan sebuah negara dengan ragam corak seni musik budaya terbesar dan salah satu yang terlengkap di dunia. Dengan ragam instrumentasi musik dan pola permainan yang warna warni dan unik menjadikan Indonesia sebuah negara adidaya di bidang seni dan budaya di dunia.
Contohnya, gambang kromong, tanjidor, gamelan, dan rindik. Namun tidak banyak yang tahu bahwa gambang kromong, tanjidor, gamelan, dan rindik adalah merupakan alat musik atau instrumen, bukanlah sebuah nama irama yang merupakan pola permainan dan bunyi dari instrumen tersebut.
Sedangkan nama irama, pola tetabuhan, dan pola permainan instrumen musik yang menjadi ciri khas budaya tersebut secara jelas belum memiliki nama dan tidak teridentifikasi atau terdokumentasi dengan baik dan jelas. Hal ini menimbulkan kebingungan massal terhadap identitas warisan musik budaya di Indonesia.
Kenyataan inilah yang pada menginisiasi Rudy Octave untuk mendirikan LINI. “LINI adalah sebuah wadah dan media untuk melakukan pendataan, pengarsipan, dan pengkodofikasian dengan baik dalam bentuk lembaga penelitian irama musik budaya Indonesia,” ujarnya.
Menurut Rudy selaku penggagas atau inisiator, LINI dibentuk untuk melakukan riset mendalam tentang seluruh irama yang ada di Nusantara.
Hal itu tertuang dalam misi yang diemban LINI, yakni mendokumentasikan irama tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dalam format buku, audio visual, dan lembaran musik serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musisi tradisional melalui pelatihan dan sertifikasi.
Selain itu, LINI juga memiliki misi mempromosikan irama tradisional Indonesia melalui publikasi digital, buku, dan acara budaya serta mendorong kolaborasi antara musisi tradisional, akademisi, dan praktisi seni untuk inovasi dalam pelestarian budaya.
Program kerja yang dilakukan LINI adalah berupa penelitian lapangan, produksi audio visual, publikasi digital, penyusunan dan penerbitan buku, pembuatan koreografi tari, pelaksanaan workshop, serta penyelenggaraan konser irama budaya nusantara.
“Melalui LINI, harapannya agar irama tradisi budaya yang ada di seluruh Nusantara dapat dikenal dan dilestarikan dengan baik,” tegas Rudy.
Meski begitu, ia mengakui bahwa LINI tidak dapat berjalan sendiri. Perlu kolaborasi dengan semua pihak, terutama pemangku kepentingan agar LINI dapat menjalankan misinya.
“Peran serta kita semua sebagai masa depan dan anak-anak terbaik bangsa sangat dibutuhkan agar pekerjaan mulia ini dapat terlaksana dengan baik,” kata Rudy Octave tandas. ()