Di era digitalisasi saat ini, disrupsi digital tengah melanda sebagian besar perusahaan di dunia. Bahkan, tak sedikit, telah mengubah gaya bisnis sejumlah perusahaan. Tak terkecuali Telkomsel. Sebagai perusahaan yang telah bertransformasi menjadi digital company, menyadari bahwa disrupsi digital tak bisa dihindari, tetapi harus disikapi antara lain dengan digital attitude, digital leadership, digital capability, atau yang disebut Telkomsel sebagai digital mastery skills.
Priyantono Rudito - Direktur Human Capital Management Telkomsel (kanan) didampingi Mardi FN Sinaga (kiri) - Vice President People Development Telkomsel seusai acara peluncuran buku “Digital Mastery”.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, April 2016 ini, Telkomsel bekerja sama dengan Majalah SWA menggelar 'Digital Mastery Conference 2017' di Hotel Fairmont, pada Kamis (20/4), yang sekaligus meluncurkan buku berjudul “Digital Mastery”. Menurut penulis, Priyantono Rudito yang adalah Direktur Human Capital Management Telkomsel, dampak dari era digitalisasi ternyata telah mendisrupsi bisnis dan industri secara global.
“Setiap industri harus jeli untuk berselancar mengendalikan gelombang digital. Selain itu, sumber daya manusia yang ada juga harus mampu menginisiasi inovasi bisnis menjadi sumber daya yang menguntungkan untuk kelangsungan hidup perusahaan”, ujarnya di sela-sela peluncuran buku “Digital Mastery”.
Lebih lanjut, Priyantono menjelaskan bahwa transformasi digital bukanlah melulu masalah teknologi, namun sebuah transformasi organisasi menyeluruh yang mencakup perubahan aspek-aspek krusial lain seperti strategi, proses, sumber daya manusia dan budaya, hingga kepemimpinan. “Transformasi digital tak hanya masalah mengadopsi machine learning, memanfaatkan big data, atau menciptakan aplikasi digital semata. That’s a management and people challenge, not just a technology one.”
Dalam bukunya, Priyantono menjabarkan bahwa transformasi digital menuntut perusahaan mengembangkan dua kemampuan, yaitu kemampuan digital (digital capability) dan kemampuan kepemimpinan (leadership capability). Yang pertama menyangkut the “what” of technology atau kemampuan membangun dan mengembangkan teknologi digital, sementara yang kedua menyangkut the “how” of leading change atau kemampuan mengarahkan dan menggerakkan perubahan.
“Hadirnya buku “Digital Mastery, Membangun Kepemimpinan Digital Untuk Memenangkan Era Disrupsi” ini, diharapkan akan mampu menjadi salah satu rujukan bagi pelaku bisnis, akademisi dan para praktisi di bidang Sumber Daya Manusia atau Human Resources dalam mengelola organisasi di era digital. Dalam buku ini, para pembaca bisa mempelajari strategi transformasi digital dalam bidang SDM yang telah dijalankan Telkomsel dan yang akan terus dikembangkan di kemudian hari,” tambah Priyantono.