Eco fashion menjadi salah satu isu yang tengah menjadi tren di berbagai industri. Tanpa terkecuali, industri fesyen, yang dalam setiap kesempatan menjadikan eco fashion sebagai tema utamanya. Paling anyar, PT Sarinah (Persero) melalui Sarinah The Window of Indonesia menggandeng Eco Fashion Week Indonesia menggelar program “Green Sarinah x Eco Fashion Indonesia”.
Mengusung tema “Sustainable Green”, program tersebut digelar selama tiga hari, 5-7 Desember 2019, di UG Floor Sarinah Thamrin. Melalui program tersebut, keduanya mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga lingkungan demi keberlanjutan ekosistem.
Pada kesempatan itu, Merdi Sihombing, Pendiri Eco Fashion Week Indonesia sekaligus desainer yang dikenal sebagai pionir dalam mengkampanyekan eco fashion dan fashion berkelanjutan di Indonesia, turut meluncurkan buku keduanya, “A Breakthrough to Sustainable Fashion-Jendela Menuju Mode Berkelanjutan”.
Dijelaskan Merdi, pada buku keduanya itu, ia menggandeng Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonsia (Kemendes PDTT). “Buku kedua saya ini akan diterbitkan oleh Kemendes PDTT. Selain itu, saya juga akan meluncurkan buku ini dalam bentuk serial, yang akan saya terbitkan sendiri pada akhir tahun ini,” ucapnya.
Buku kedua tersebut, lanjut Merdi, merupakan upaya Eco Fashion Indonesia dalam menggelar edukasi tentang pentingnya eco fashion serta fashion keberlanjutan demi kelestarian bumi. “Sejak sepuluh tahun lalu, saya sudah berinisiatif mengedukasi tentang pentingnya eco fashion atau fashion berkelanjutan demi lingkungan. Saya yakin, fashion berkelanjutan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah maupun nasional,” paparnya pada hari ini (5/12) di Jakarta.
Diakuinya, sampai saat ini, kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, bahkan desainer atau komunitas fashion akan pentingnya eco fashion atau fashion berkelanjutan masih rendah. “Kendati belakangan sudah mulai menjadi tren, seiring dengan tren sirkular ekonomi, namun tetap butuh upaya edukasi dalam membangun kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, maupun para desainer,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, melalui kemitraan dengan Kemendes PDTT, Eco Fashion Week Indonesia juga melakukan pembinaan kepada masyarakat di desa tertinggal. “Saya sendiri akan membina dan mengajarkan para penenun di daerah tentang bagaimana menggunakan pewarnaan alam, menggunakan benang, membuat sistem kerja, hingga merancang motif,” kisah Merdi.
Selanjutnya, aneka produk hasil binaan desa tertinggal tersebut dipresentasikan di Sarinah yang dikenal sebagai wadah UKM (Usaha Kecil Menengah), sehingga masyarakat Indonesia juga dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi desa tertinggal dengan cara membeli produk mereka. Produk yang akan ditampilkan di antaranya tenun dari kabupaten Boti Donggala Nusa Tenggara Timur.