MIX.co.id - Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar dialog intergenerasional bertajuk “Dunia Kerja di Masa Pandemik Covid-19: Menapaki Kembali Jalur Kesetaraan Gender di Tempat Kerja” pada Novemver ini (23/11) secara virtual. Dialog intergenerasional yang dihadiri oleh lebih dari 680 audiens ini bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan gender di dunia kerja melalui dialog antara berbagai pemangku kepentingan.
Dijelaskan Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, “Norma gender berkontribusi pada terbentuknya persepsi tentang perempuan dan laki-laki, stereotipe pemimpin menjadi penghambat perempuan dan laki-laki untuk berkarir dan menduduki posisi atau peran-peran tertentu dalam dunia kerja. Hal ini terlebih lagi dialami oleh para perempuan muda."
Kondisi tersebut, lanjutnya, semakin diperburuk oleh pandemi Covid-19, di mana perempuan pekerja mengalami berbagai konsekuensi seperti adanya beban ganda dan dilema dalam memilih karir atau keluarga di tengah masa-masa sulit ini.
Melalui dialog ini, Plan Indonesia ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan ekonomi dan bisnis untuk bersama-sama menyuarakan dukungan bagi perempuan, terutama perempuan muda, untuk dapat bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya. Termasuk, menapaki karir dalam lingkungan kerja yang bukan hanya memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki, tetapi juga secara nyata membantu mengurangi hambatan-hambatan bagi perempuan untuk bekerja dan memimpin.
Ditambahkan Tina T. Kemala Intan, Direktur SDM & Hukum PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan Ketua Srikandi BUMN, budaya yang setara dan inklusif merupakan hal yang sangat penting diwujudkan dalam lingkungan kerja, tidak terkecuali di BUMN.
“Seperti yang disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Bapak Erick Thohir, Kementerian BUMN menargetkan perempuan menduduki 15% posisi direksi BUMN pada 2021 dan meningkat menjadi 25% pada 2023. Hal ini merupakan salah satu bagian dari transformasi SDM BUMN dalam mewujudkan kesetaraan kepemimpinan,” ungkap Tina.
Lebih jauh ia menjelaskan, "Melalui Srikandi BUMN, kami terus berupaya menjalankan program-program peningkatan kepemimpinan perempuan dan pemberdayaan perempuan di lingkungan BUMN. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan tidak ada diskriminasi terhadap perempuan."
BUMN secara intens berkolaborasi dengan para stakeholders seperti pemerintah, sektor swasta, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), serta masyarakat untuk memajukan kesetaraan gender dalam praktik bisnis. "Kami berharap melalui Dialog Intergenerasional ini, kita dapat memperkuat komitmen terhadap terwujudnya kesetaraan gender di Indonesia,” terang Tina.
Hastuti Assauri, General Manager Human Capital PT Kimia Farma Tbk dan Perkawilan Srikandi BUMN, menegaskan, “Kami menyadari bahwa kesetaraan gender masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak instansi perusahaan. Srikandi BUMN berkomitmen untuk terus mendorong terwujudkan kesetaraan gender."
Diimbuhkan Andry Firdiansyah, VP HC Experience Management PT Telekomunikasi Selular, “Di dunia kerja, laki-laki juga memiliki peran yang penting untuk memastikan lingkungan kerja yang mendukung perempuan untuk terus maju dan memimpin. Komitmen ini juga telah kami jalankan di Telkomsel, di mana kami tidak hanya terus berupaya untuk mendorong karyawan perempuan di perusahaan untuk terus mengasah kemampuan dan potensi diri, namun juga menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, aman dan nyaman bagi perempuan.”
Sementara itu, Fitria Sofyani, Chief of Kumparan Woman, menuturkan, “Untuk mendorong kesetaraan gender, edukasi terhadap masyarakat luas menjadi hal yang penting. Di sini lah pentingnya peranan media untuk melakukan edukasi pada masyarakat terkait kesetaraan gender. Saya berharap ke depannya akan semakin banyak percakapan serta edukasi tercipta yang mengajak perusahaan untuk menciptakan kebijakan yang mendorong perempuan Indonesia untuk terus maju dan memimpin.”
Melanie Masriel, Direktur Komunikasi, Hubungan Publik dan Keberlanjutan L’Oréal Indonesia, mengakui, “L’Oreal memiliki payung kebijakan yang memastikan adanya inklusivitas gender dalam lingkungan kerja salah satunya, yaitu share and care yang mencakup fasilitas kesehatan seperti kesehatan mental. Selain itu, kami juga punya berbagai kebijakan perusahaan yang berpihak pada perempuan seperti maternity leave selama 16 minggu, child care, training parenting, ruang laktasi, dukungan psikososial bagi perempuan, serta banyak lainnya.”