Edukasi tentang Pentingnya Ruang Digital yang Aman, ITSEC Asia Gelar Cyber Security Summit 2023

MIX.co.id - ITSEC: Cyber Security Summit 2023 bertajuk “Cyber Attack Defense and Mitigation Strategy in the Era of Data Leakage” resmi digelar di JW Marriot Hotel, Jakarta.


Program yang digelar oleh ITSEC ASIA, perusahaan penyedia jasa keamanan informasi terbesar di Asia Pasifik, itu menghadirkan para tokoh di bidang keamanan informasi dari berbagai industri untuk saling berbagi pengalaman, bertukar ide, dan mengulas tantangan yang ada dalam landskap keamanan siber di Indonesia.

Diungkapkan Andri Hutama Putra, President Director ITSEC Asia, pada konferensi pers yang digelar hari ini (19/1), di Jakarta, melalui event ITSEC: Cyber Security Summit 2023, ITSEC Asia berupaya memberikan kesadaran, pelayanan, dan bantuan untuk membangun ekosistem, sehingga dapat menciptakan ruang digital yang aman di kemudian hari.

“Seluruh pihak harus dapat bekerja sama secara konkret dan bergandengan tangan untuk saling membantu, baik BSSN, ITSEC Asia sebagai pelaku usaha, dan pemerintah Indonesia, untuk menjaga keamanan ruang lingkup digital di kemudian hari," harapnya.

Lebih jauh ia menegaskan bahwa ITSEC fokus untuk berkontribusi pada tiga hal, yakni People, Process, dan technology. Untuk people misalnya, ITSEC rutin melakukan edukasi ke kampus-kampus. "Kami juga memberikan training, termasuk kepada para pelaku usaha di berbagai sektor industri. Kami edukasi tentang pentingnya ekosistem dan membuat ruang digital yang aman. Itu semua dapat dicapai dengan kolaborasi," ucapnya.

Dia juga berharap, ITSEC: Cyber Security Summit 2023 ini dapat menjadi wadah perkumpulan bagi para pemangku kepentingan siber--dari berbagai kalangan, baik pemerintah, swasta, dan sebagainya--untuk saling bertukar informasi, ide, dan gagasan, serta memberikan wawasan yang dibutuhkan dalam membangun ekosistem keamanan informasi yang tangguh di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Hinsa Siburian, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), menegaskan, “Keamanan ruang siber nasional itu tidak bisa hanya satu bagian atau satu institusi tertentu, harus bersifat semesta dengan melibatkan semua komponen bangsa. Pemerintah harus berkolaborasi dengan pelaku bisnis dan akademisi dalam menjaga keamanan ruang digital.”

Hinsa juga memaparkan bahwa data anomali traffic pada tahun 2022 hasil monitoring dari pusat operasi keamanan siber BSSN ada hampir 1 miliar atau 976 juta lebih ini anomali ancaman yang ada di ruang siber, seperti malware activity (56,84%), information leak (14,75%), trojan activity (10,90%), dan yang lainnya (17,51%).

Sementara itu, Patrick Dannacher, CEO of StoneTree Group, menerangkan, “Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di Indonesia dalam berbagai sektor mengharuskan kita turut meningkatkan kesadaran akan urgensi dari infrastruktur siber yang tangguh, mulai dari sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, hingga sistem keamanan yang tepat."

Meningkatnya isu keamanan siber, lanjutnya, membuat kita harus cekatan dalam membantu seluruh elemen di Indonesia untuk melindung diri dari setiap ancaman siber yang ada. Hal itu dapat dimulai dengan mengedukasi masyarakat dalam memahami masalah yang terjadi, sehingga setiap orang dapat menjaga datanya tetap aman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)