MIX.co.id - Awal tahun ini, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) merilis hasil studi “Empowering Indonesia 2023”. Studi bersama Twimbit tersebut merupakan laporan komprehensif yang mengulas pilar ekonomi digital Indonesia dan peran teknologi dalam mempercepat pertumbuhan di masa depan.
Diungkapkan President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, pada konferensi pers ‘Perayaan 365 Hari Pascamerger’ yang digelar IOH pada awal Januari ini (4/1), di Jakarta, “Teknologi digital diyakini dapat mendukung pertumbuhan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia, di mana penetrasi internet juga terus meningkat dengan proyeksi ekonomi digital akan berkontribusi sekitar 14% terhadap PDB di tahun 2027. Ekonomi digital Indonesia juga diproyeksikan akan bertumbuh, dari Rp 1.408 triliun di 2022 menjadi Rp 3.216 triliun di 2027 mendatang. Itu artinya, kontribusi ekonomi digital terhadap GDP juga bertumbuh dari 8% di 2022 menjadi 14% di 2027.”
Pada kesempatan yang sama, Founder dan CEO Twimbit dituturkan Manoj Menon menuturkan, studi “Empowering Indonesia 2023” juga mengungkapkan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi digital juga didorong oleh belanja Teknologi Informasi (IT Spending) yang dilakukan oleh pelaku Usaha Mikro dan Kecil. Sekitar 64% pelaku Usaha Mikro dan Kecil diproyeksikan akan go digital pada 2027, dengan IT Spending bertumbuh 9% setiap tahunnya (CAGR), menjadi Rp 74 triliun.
“Usaha Mikro dan Kecil diprediksi akan menghadapi pembiayaan kesenjangan Rp 1.428 triliun per tahun, dengan setidaknya 19% (Rp 270 triliun per tahun) tidak difasilitasi perbankan. Kesenjangan untuk pinjaman tersebut pun diisi oleh P2P (Peer-to-Peer) Lending,” ucapnya.
Sementara itu, belanja digital marketing Usaha Mikro dan Kecil diproyeksikan akan tumbuh 10% setiap tahunnya (CAGR), di mana pada lima tahun ke depan atau 2027 mendatang, akan mencapai Rp 47 triliun.
Lantas, bagaimana dengan Usaha berskala Menengah dan Besar? Dipaparkan Manoj, IT Spending untuk Usaha Menengah dan Besar akan mencapai Rp 347 triliun atau tumbuh 9,2% pada 2027 mendatang.
“Strategi cloud-first adalah langkah pertama menuju digital transformasi. Pasar cloud publik tumbuh sebesar 27% CAGR atau mencapai Rp 36 triliun pada 2027. Pasar konektivitas IoT juga akan didorong oleh sektor manufaktur, antara lain pemerintah mendorong Manufaktur 4.0. Pasar tersebut diperkirakan tumbuh 13% atau mencapai Rp 10 triliun pada 2027 mendatang,” papar Manoj.
Seiring dengan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil serta Usaha Menengah dan Besar, jumlah stratup unicorn di Indonesia juga diprediksi bertumbuh, yakni dari 11 stratup unicorn di 2022 menjadi 25 di 2027 mendatang. Sementara itu, sejak Januari 2022, 85 startup baru di Indonesia didorong oleh sektor eCommerce dan Fintech (Financial Technology), dimana pendanaan untuk Fintech melonjak sebesar $2 miliar.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa ada empat pilar yang memicu ekonomi digital di Indonesia sepanjang 2022-2027. Pertama, eCommerce, yang pertumbuhannya diperkirakan tumbuh 16%, dari Rp 877 triliun di 2022 menjadi Rp 1.845 triliun di 2027. Kedua, Fintech, yang meningkat 26%, dari Rp 390 triliun di 2022 menjadi 1.254 triliun di 2027. Pertumbuhan fintech tersebut didorong oleh transaksi di eCommerce senilai ratusan triliun rupiah yang menggunakan eWallet. Ketiga, Mobility, yang tumbuh 12%, dari Rp 196 triliun di 2022 menjadi Rp 348 triliun di 2027. Keempat, Digital Media, yang naik 17%, dari Rp 88 triliun di 2022 menjadi Rp 198 triliun di 2027.
Temuan menarik lainnya dari studi ini adalah belanja iklan digital (digital advertising spending), yang diperkirakan mengalami kenaikan 19%, dari Rp 51 triliun di 2022 menjadi Rp 122 triliun di 2027 mendatang. Pertumbuhan tersebut dipicu oleh makin seksinya pasar OTT (Over the Top) atau platform video streaming, yang tumbuh 20%, dari Rp 19 triliun di 2022 menjadi Rp 49 triliun di 2027. Pertumbuhan pasar gaming juga turut memicu belanja iklan digital, di mana pasar gaming diperkirakan tumbuh 10%, dari Rp 17 triliun di 2022 menjadi Rp 27 triliun di 2027. Bahkan, jumlah mobile gamers di Indonesia diprediksi mencapai 153 juta.