Ekonomi Melemah, Ini yang Dilakukan Pelaku Bisnis Digital

Agresivitas para pelaku bisnis di industri telekomunikasi (telko) dalam memperluas jaringan 3G dan 4G ke berbagai wilayah serta pertumbuhan pengguna internet yang sangat massif menandai bahwa Indonesia menjadi pasar yang sangat menjanjikan. Kendati demikian, industri telko masih menghadapi tantangan, terutama dalam menghadapi masa pandemi.

Dalam sebuah forum “Digital Telco Outlook 2021: Menelisik Strategi Pelaku Bisnis Digital di Tengah Pelemahan Ekonomi” yang digelar hari ini (17/12), Luat Sihombing, Koordinator Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital Ditjen Aptika Kemkominfo, menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis di industri telko.

Menurutnya, saat ini, pandemi membuat kondisi menjadi sulit. “Sektor bisnis digital membutuhkan masyarakat yang melek digital. Namun, tantangannya adalah literasi digital masih rendah. Selain itu, kecepatan konseksi internet juga belum memuaskan. Padahal, hal ini bagi kami (pemerintah) menjadi kunci penting untuk pembangunan infrastruktur yang sedang lakukan,” jelasnya.

Di tengah pelemahan ekonomi, tak dipungkiri ada beberapa startup yang masih bisa bertahan selama pandemi Covid-19. Salah satu perusahan rintisan yang bersinar antara lain berasal dari bidang education technology (edutech).

Fernando Uffie CEO & Founder Kelas Pintar menegaskan, yang menjadi tantangan ke depan adalah bagaimana Kelas Pintar bisa diterima pasar, dalam hal ini sistem pendidikan di Indonesia.

“Tantanganya adalah bagaimana platfrom Kelas Pintar dapat disukai oleh para pengguna di dunia pendidikan di Tanah Air. Untuk itu, kami akan mempelajari kebiasaan user guna menyusun strategi untuk bisa memenangkan kompetisi di industri di edutech. Harapannya, kami dapat menambah servis ke banyak sekolah lagi di 2021,” ungkap Uffie.

Sementara itu, Nazier Muhammad, Head of Investment Telkomsel Mitra Inovasi, menerangkan, Telkomsel akan terus melakukan kolaborasi dan juga melakukan eksplorasi bersama-sama. “Untuk itu, kami akan terus menambah target untuk investasi. Selama ini, kolaborasi bisnis menjadi salah satu cara strategi terbaik untuk menguatkan bisnis digital Telkomsel,” yakin Nazier.

Sementara itu, Leontinus Edison, Vice Chairman Dan Co-Founder Tokopedia, menuturkan, pihaknya telah berkontribusi lebih dari 1% terhadap GDP Indonesia. “Jangkauan kami sudah di 98% kecamatan di seluruh Indonesia. Ke depan, kami harapkan, bisa menjangkau lebih dari itu. Saat ini, kami juga memiliki 100 juta pengguna aktif per bulan. Dan, kami mencatat ada kenaikan peningkatannya pedagang baru di Tokopedia,” ujarnya.

Dia pun berharap Tokopedia dapat lebih lagi mengakomodir masyarakat Indonesia yang ingin menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarganya, termasuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Merujuk data Riset LPEM FEB UI 2019, Tokopedia sudah berhasil menciptakan 10,3% lapangan peekerjaan baru di 2018. Selain itu, 94% penjual Tokopedia adalah kategori skala ultra mikro. Bahkan, Tokopedia telah memabntu meningkatkan penjualan 22% UMKM di Indonesia. Dan, 90% penjual di Tokpedia merasa aman melakukan transaksi non tunai dan bisnis lebih efisien.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)