Nilai bisnis industri makanan atau kuliner di Indonesia terhitung menggiurkan. Data Wiratama Institute mencatat potensi ekonomi dari industri tersebut mencapai Rp 1.500 triliun per tahun. Jika pada tahun 2014 nilai bisnisnya masih di angka Rp 628,18 triliun, maka pada semester 1 2017, angkanya sudah melonjak menjadi Rp 1.400 triliun.
Pesatnya perkembangan industri makanan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengenalan produk, rasa dan kemasan baru, pertumbuhan kelas menengah, bertumbuhnya toko ritel modern, dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan.
Menjanjikannya bisnis industri makanan di Indonesia mendorong Singapore Food Manufactures Association (SFMA) dan International Enterprise Singapore menggelar program “Tasty Singapore 2017-2018”. Tahun ini, program Tasty Singapore memasuki sekuel yang ketiga. Melalui program tersebut, SFMA siap memperkenalkan jajaran merek-merek kuliner asal Singapura kepada masyarakat Indonesia di berbagai modern channel.
Dikatakan Thomas Pek, Presiden SFMA, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial dengan jumlah penduduknya yang sangat besar. “Selama ini, makanan Indonesia sangat popular di Singapura. Sebaliknya, melalui program Tasty Singapore, kami ingin memperkenalkan produk kuliner Singapura kepada konsumen Indonesia,” katanya.
Oleh karena itu, sejak tiga tahun lalu, SFMA rutin menghelat program “Tasty Singapore” sepanjang tahun. Pada sekuel yang ketiga ini misalnya, event Tasty Singapore digelar mulai 23 Desember 2017 hingga 2 Desember 2018. Mengusung tema “Serving Tasty and Healthy Meals to the Beloved Family”, program Tasty Singapore kali ini menggandeng 12 merek kuliner. Antara lain, kopi instant Gold Kili's, Ha Li Fa's BoBo fsihball, ChyeChoon's Peacock, dan Captain Oats.
Diakui Thomas, industri kuliner Singapura memang terus mencari peluang di pasar regional yang sedang berkembang, salah satunya Indonesia. Dengan memanfaatkan program Tasty Singapore serta menerapkan strategi kolaboratif, ia meyakini bahwa merek-merek kuliner Singapura akan dapat mengkomunikasikan keunikan, rasa, dan personality dari produk yang diproduksi. Termasuk, meningkatkan penjualan produknya di Tanah Air.
“Selain membangun brand awareness, program Tasty Singapore juga menjadi wadah bagi kami untuk mengkomunikasikan inovasi produk hingga teknologi baru terkait dengan produk makanan yang berasal dari Singapura,” ungkapnya.
Pada program tahun ini, diuraikan Thomas, Tasty Singapore menggandeng empat ritel supermarket. Keempatnya adalah FoodHall, AEON, Diamond, serta Farmers Market. Keempat ritel tersebut akan memamerkan 12 brand kuliner asal Singapura yang turut berpatisipasi di program Tasty Singapore 2017-2018. Termasuk, menghadirkan booth Tasty Singapore dan menggelar aktivasi di sana.
“Ke depan, kami akan menggandeng lebih banyak lagi ritel supermarket yang ada di Indonesia. Meski demikian, produk-produk tersebut juga telah terdistribusi di berbagai modern channel di Indonesia,” yakinnya.
Sementara itu, sejak dirilis tahun 2013, program Tasty Singapore juga berhasil meningkatkan penjualan dari produk-produk kuliner yang turut berpartisipasi di sana. Salah satunya, merek Captain Oats. Dijelaskan Hendra dari PT Masuya selaku distributor Captain Oats di Indonesia, Captain Oats sejak awal sudah berpartisipasi di program Tasty Singapore.
“Objektif kami adalah untuk membangun brand awareness dan meningkatkan penjualan Captain Oats di Indonesia. Dua perhelatan Tasty Singapore yang kami ikuti, berhasil meningkatkan penjualan produk Captain Oats sebesar 20%. Tahun ini, dengan kembali berpartisipasi di Tasty Singapore, kami berharap penjualan Captain Oats akan naik 20%,” Hendra mematok.