Empat Tren Kunci di Social Business

Social business” adalah bidang yang sangat luas serta dapat berubah dengan cepat. Ini artinya, memahami bagaimana dan ke manasistem berjalan pada suatu waktu merupakan hal esensial yang harus dipahami oleh marketers bidang social business.

social_bi__1436430412_24868 Empat tren kunci di segmen social business

Sayangnya, menjadi bertahan di jajaran strategic trends bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Seringkali para pelaku social business ini kesulitan untuk membedakan antara topik-topik yang termasuk dalam kategori buzzword of the month dengan topik penting yang dapat berkontribusi membentuk bisnis mereka.

Lalu topik-topik seperti apakah yang termasuk tren kunci pada bidang social business ini? Matthew Klein beserta koleganya (sebagaimana dilansir oleh situs www.adweek.com) mengungkapkan 4 tren yang perlu diperhatikan oleh para pebisnis di segmen social business.

1. Layanan konsumen sosial harus menjadi semakin baik

Layanan konsumen di sosial media lambat laun menjadi hal yang tidak dapat terelakan lagi bagi para pelaku social business. Saat ini perusahaan-perusahaan sekaliber Whole Foods telah menyediakan layanan konsumen via sosial media. Bahkan, 40 persen layanan konsumen Whole Foods dilakukan melalui channel sosial media sedangkan 60 persen sisanya terbagi atas layanan in-store maupun call center.

Sayangnya, masih banyak perusahaan atau pebisnis yang cenderung enggan menyediakan layanan konsumen via sosial media. Hal ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran mereka bahwa komplainan seorang konsumen dapat dibaca dan mempengaruhi konsumen lainnya. Jika perusahaan atau pebisnis ingin agar bisnis mereka dapat dijangkau oleh konsumen dengan mudah, maka mereka mau tidak mau memang harus menyediakan layanan konsumen berbasis sosial media ini. Jika memang mereka tidak ingin komplainan konsumen mempengaruhi konsumen lainnya, maka mereka harus mampu menanganinya secara cepat dan efektif (tidak ada pengulangan, tidak ada jeda waktu).

2. Rumitnya channel/distribusi konten

Saat ini konten ada di mana-mana, dan akan terus menjadi satu area perhatian dan investasi bagi brand di segala sektor industri. Di tengah banyaknya jenis konten -baik itu video, mobile, dan sebagainya-, tantangan untuk mendistribusi atau menyalurkannya kepada audiens semakin besar.

Bagi brand-brand besar, jejaring sosial adalah sarana untuk “pay-to-play”. Bahkan media sosial yang menawarkan engagement organik baik seperti Instagram pun tidak akan bertahan sama selamanya. Memang, kondisi ideal untuk mendistribusikan konten adalah ketika memiliki sebuah strategi hebat dan uang yang banyak. Namun bagi brand yang memiliki dana terbatas, mereka dapat menyiasatinya dengan cara cerdas menentukan channel mana yang akan mereka pilih. Pilihlah channel yang sesuai dengan strategi dan tujuan marketing secara keseluruhan, fans mereka ada di sana, dan channel tersebut mampu mengembangkan audiens yang engaged.

3. Data dan analytic adalah anugerah sekaligus tantangan

Semakin hari data semakin besar, demikian pula dampak data terhadap brand. Dengan adanya data, brand dapat memahami gambaran konsumen sekaligus mengetahui bagaimana cara menjangkau mereka. Namun di waktu yang bersamaan, brand juga menghadapi tantangan untuk mengambil data untuk kemudian dikonseptualisasi sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan insight bermanfaat. Brand yang mampu menggunakan data secara efisien -sekalipun data tersebut sifatnya sangat terbatas- memiliki peluang lebih besar untuk mendapat hasil memuaskan.

4. Social business harus lebih dari sekendar sosial

Saat ini semakin banyak perusahaan yang menggunakan sosial media untuk tujuan penting. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan tersebut fokus pada proses integrasi sosial di sepanjang fungsi bisnis guna menunjang tercapainya tujuan bisnis. Saat ini brand semakin memanfaatkan penggunaan sosial media dalam strategi overall marketing dan konten marketing, PR, layanan konsumen, sales, dan departemen lainnya. Namun perlu dicatat, bahwa dampak sosial media akan hilang jika ia berdiri sediri. Sebaliknya, ketika sosial media digunakan sebagai elemen dari strategi, maka sering kali hasil yang didapatakan pun memiliki kekuatan ganda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)