MIX.co.id – Pertengahan tahun adalah waktu yang tepat bagi perusahaan untuk meninjau kinerja selama enam bulan pertama. Banyak hal krusial terjadi di semester pertama, mulai dari pencabutan status pandemi Covid-19 hingga laju stabil pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pergerakan indikator-indikator ekonomi, sosial, dan politik tersebut berpengaruh besar pada arah bisnis di paruh kedua, sehingga perusahaan perlu menyesuaikan strategi jika perlu agar bisa mengoptimalkan kesempatan pasar yang bermunculan.
Hal itu disampaikan Anthony Kosasih, Chief Operating Officer (COO) Mekari, perusahaan software-as-a-service (SaaS).
Menurutnya, untuk mengejar pertumbuhan optimal, perusahaan harus melakukan tinjauan bisnis tengah tahun yang tidak saja melihat indikator umum seperti laba rugi, namun juga indikator yang terkadang luput dari perhatian meskipun sama-sama berpengaruh pada kelancaran bisnis.
“Kejelian perusahaan dalam melihat kontribusi setiap elemen pada keseluruhan bisnis akan membantu perusahaan untuk mengatur strategi dengan presisi,” ujar Anthony dalam keterangan pers, Jumat (4/8), di Jakarta.
Ia menambahkan, ada enam indikator lainnya yang perlu ditelaah perusahaan saat meninjau kinerja pertengahan semester.
Pertama, akurasi finansial. Pemerintah menerbitkan sejumlah kebijakan baru, seperti kebijakan pajak natura, yang akan berdampak pada tata cara pembukuan perusahaan. Oleh sebab itu, dituntut kesiapan perusahaan untuk memperbarui perhitungan laporan keuangan agar pembukuan perusahaan selalu akurat dan sesuai aturan yang berlaku.
“Di sini, perusahaan yang menggunakan software akuntansi berbasis awan akan merasakan kemudahan lebih jika dibanding perusahaan yang melakukan akuntansi secara manual,” paparnya.
Kedua, pertimbangkan sumber permodalan baru. Saat meninjau kinerja semester pertama, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan perlunya menambah modal untuk semester berikutnya, serta mengeksplorasi sumber-sumber modal alternatif yang tersedia di pasar. Suntikan modal segar akan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan mencapai potensi pertumbuhan yang tinggi.
Ketiga, infrastruktur teknologi. Perusahaan harus mulai menyiapkan diri untuk mengadopsi teknologi masa depan, yaitu kecerdasan buatan (AI) yang kini sedang happening. Perusahaan juga harus mendorong mindset dan kemampuan semua tim bahwa penguasaan AI akan memperlancar pekerjaan.
Keempat, ciptakan tim yang solid. Perusahaan membutuhkan tim yang solid untuk menghadapi tantangan baru di pasar. Perusahaan harus mengembangkan kemampuan karyawan yang ada untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki talenta-talenta yang dapat mendukung arah bisnis.
“Sejalan dengan ini, perusahaan sebaiknya menghadirkan program-program baru terkait peningkatan kesejahteraan dan karir agar karyawan semakin termotivasi mencapai target,” kata Anthony.
Kelima, evaluasi mitra dan jejaringan bisnis. Memiliki mitra dan jejaring bisnis yang dapat diandalkan akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan.
Terakhir, jurus keenam adalah kemampuan perusahaan memanfaatkan semua data yang dimiliki untuk mempertajam pemahaman akan tren pasar. “Kuncinya ada di pengolahan data. Perusahaan yang menguasai teknologi akan dengan sangat mudah mengolah data yang ada untuk membuat strategi jitu untuk pertumbuhan bisnis mereka,” tandas Anthony Kosasih. ()