MIX.co.id - Awal tahun ini, Grab baru aja merilis laporan “Tren Layanan Pesan-Antar Online di Indonesia 2022”. Studi yang menggandeng Kantar dan NielsenIQ pada sepanjang Januari hingga September 2022 itu, dilakukan terahdap responden di Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, di mana responden Indonesia mencapai 9.000 orang.
Dalam studi tersebut, terungkap sejumlah fakta menarik. Fakta pertama, setelah Covid-19 ternyata kebiasaan konsumen Indonesia memesan GrabFood dan GrabMart masih terus berlanjut. Di GrabFood dan GrabMart, konsumen memesan 1,5 kali lipat lebih banyak di 2022 dibandingkan dengan 2019.
Selain itu, jumlah pesanan pun lebih banyak. Terbukti, di GrabFood, rata-rata volume belanja tumbuh 54% di 2022, jika dibandingkan 2019. Sementara itu, di GrabMart, rata-rata volume belanja tumbuh lebih tinggi lagi, yakni mencapai 90%. Adapun nilai pesanan dalam satu pesanan di 2022, ada yang mencapai Rp 9,9 juta.
Para pemesan makanan atau bahan makanan terbesar berasal dari segmen keluarga muda, yang memiliki anak. Alasan mereka memesan makanan adalah karena terlalu sibuk untuk memasak, tidak perlu mengantre, dan menyenangkan keluarga. Sementara itu, alasan mereka memesan bahan makanan adalah karena dapat mencari produk dengan santai, ada promo spesial, dan mencari produk baru.
Lima pesanan teratas di GrabFood yang paling banyak dipesan orang Indonesia di 2022, masih dikuasai oleh nasi goreng, teh, ayam goreng, mie iblis, dan udang keju. Tahun 2021, pesanannya hampir serupa, yakni nasif goreng, teh, ayam goreng, kopi, dan mie iblis.
Selanjutnya, lima pesanan teratas di GrabMart yang paling banyak dipesan orang Indonesia di 2022 adalah mie instant, sayuran, kopi, nasi, dan minyak goreng. Sementara di 2021, lima pesanan teratas adalah minyak goreng, mie instant, gula, sayuran, dan kopi.
Fakta menarik lainnya dari laporan ini adalah ternyata aplikasi pengiriman tidak hanya berfungsi untuk pengiriman, tetapi juga untuk membantu penemuan. Terbukti, 88% pengguna mengtahui toko baru karena aplikasi pengiriman; 90% mencoba setidaknya satu toko baru di aplikasi Pengiriman, yang belum pernah mereka coba secara langsung; 74% menjelajah aplikasi pengiriman tanpa mempertimbangkan restoran atau toko apapun; dan 17 menit adalah waktu yang dihabiskan konsumen untuk mencari, sebelum melakukan pesanan di GrabFood.
Tren pertama yang terungkap dari hasil studi ini adalah pesanan makanan sehat dan nabati, yang mulai disukai. Pertumbuhan pesanan makanan sehat di GrabFood mencapai 2 kali lipat di 2022, jika dibandingkan 2019. Sedangkan di GrabMart, pertumbuhan pesanan produk kesehatan mencapai 7 kali lipat. Bahkan, 90% orang Indonesia mengaku mereka mengonsumsi setidaknya 1 kali makanan sehat setiap 2 sampai 3 kali sehari.
Tren kedua, 2 dari 5 orang Indonesia lebih suka memesan makanan secara online untuk kumpul-kumpul dibandingkan makan di resto. Terbukti, di GrabFood, pesanan pada akhir pekan ke area perumahan naik 1,4 kali lipat antara 2020-2022.
Tren ketiga, 9 dari 10 konsumen cenderung akan memesan dari mitra merchant yang dapat menyesuaikan pesanan. Terbukti, mitra merchant GrabFood yang menawarkan layanan kustomisasi mengalami peningkatan penjualan. Rata-rata jumlah pesanan yang dipesan dengan kustomisasi tumbuh 15%.
Tren keempat, 2 dari 5 orang Indonesia mengatakan mereka mengonsumsi camilan setidaknya satu kali sehari. Terbukti, terjadi 21% pertumbuhan pemesanan camilan di sore hari melalui GrabFood, pada periode 2020-2022. Sementara itu, di GrabMart, pertumbuhan camilan mencapai 3 kali lipat. Adapun camilan yang paling banyak dipesan di GrabMart adalah kacang, cokelat, dan keripik asin.
Tren kelima, 1 dari 3 pengguna layanan pengiriman makanan saat ini berlangganan paket langganan. Pelanggan mengatakan bahwa mereka memesan 44% lebih sering dan 18% belanja lebih banyak per order-nya.
Tren keenam, 1 dari 4 konsumen akan berpindah restoran jika mereka tidak bisa memenuhi angka pembelanjaan minimum untuk mendapatkan promo, antara lain promo gratis ongkos kirim (ongkir).