MIX.co.id – Sektor hulu migas terus menjadi mesin ekonomi penting secara nasional. Pemerintah menetapkan target produksi minyak 1 juta barrel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030. Para stakeholders sektor migas dapat merajut kesepahaman dan saling bersinergi untuk bersama-sama bekerja keras mencapai target tersebut.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam acara Forum Leadership Hulu Migas 2023 ‘Lead to Win’ bertajuk Human Resource Challenges to Realize The Oil Production Target of 1 Million Barrels of Oil Per Day yang diadakan di Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta pada tanggal 11-12 September 2023.
“Melalui forum ini diharapkan akan me-refresh kembali mindset dan cara pandang akan tujuan besar di depan kita yakni, pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima redaksi pada Rabu (13/9), di Jakarta. Tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua forum.
Forum Leadership Hulu Migas 2023 menghadirkan para pembicara dengan expertise di bidang leadership, corporate culture, komunikasi, dan inovasi. Penyelenggaraannya didukung oleh EMP, Medco Energi, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan Asuransi Jasindo.
Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan minyak di tahun 2050 akan meningkat 139 persen dan kebutuhan gas meningkat 298 persen dibandingkan kebutuhan saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut SKK Migas telah menyiapkan roadmap melalui rencana strategi Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 dalam mencapai target hulu migas.
Sejalan dengan target pemerintah mencapai Nett Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat, investasi sektor hulu migas secara simultan akan berupaya memastikan pertumbuhan dilakukan secara berkelanjutan. Saat ini, menurutnya, sudah ada implementasi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) oleh British Petroleum, yang akan disusul oleh INPEX, Repsol, Genting Oil dan lainnya.
“Selain itu juga ada kegiatan lain dengan cara offset, seperti penanaman pohon yang di tahun 2023 ditargetkan bisa mencapai 2 juta pohon,” jelas Nanang.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa faktor teknologi menjadi salah satu tulang punggung bagi peningkatan produksi minyak nasional. Nanang menyebut data mengenai kemampuan Amerika Serikat yang berubah dari importir minyak menjadi eksportir.
“Hal yang sama berpotensi juga bisa dilakukan Indonesia, karena dari 128 cekungan yang sudah berproduksi adalah 20 cekungan. Pemanfaatan teknologi akan mendorong peningkatan produksi migas nasional di masa mendatang sehingga dapat meningkatkan produksi minyak yang saat ini masih di bawah kebutuhan,” paparnya.
Pemerintah terus memberikan dukungan sehingga meningkatkan iklim investasi di sektor hulu migas. Hal ini dirasakan dengan investasi hulu migas yang cepat pulih pasca pandemi Covid-19, sehingga di tahun 2022 investasi mencapai US$ 12,3 miliar. Tahun 2023 ditargetkan mencapai US$ 15.5 miliar atau meningkat 26 persen, sementara di level global investasi tumbuh sebesar 6,5persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa daya saing hulu migas...