MIX.co.id - Setiap warga negara Indonesia harus berperan sebagai Public Relations (PR) bagi Indonesia, layaknya diplomat dan duta besar Indonesia yang menjaga reputasi Indonesia dengan baik. Demikian Ditegaskan Prita Kemal Gani, Founder & CEO LSPR Institute of Communication & Business, pada acara sharing session bertajuk Public Relations & Diplomacy, yang berlangsung hybrid, pada pertengahan Oktober ini, di KJRI Chicago, Amerika.
“Jika reputasi Indonesia terbentuk dengan baik, maka akan memberikan dampak positif, salah satunya, peningkatan pariwisata, peningkatan jumlah ekspor, Investasi, dan penerimaan warga negara Indonesia di seluruh dunia,” kata Prita.
Pada acara yang digelar LSPR bersama KJRI Chicago itu, Prita juga memaparkan Tujuh Strategi untuk Meningkatkan Reputasi Suatu Bangsa. Stategi pertama, melalui figur kepemimpinan, di mana pemimpin suatu negara memiliki 44% dari reputasi negara. Hal itu menunjukkan bahwa seorang pemimpin terpilih dengan terpercaya. Oleh karena itu, branding pemimpin menjadi salah satu yang krusial untuk meningkatkan reputasi bangsa.
Strategi kedua, melalui olahraga (sport), misalnya dengan membranding atletnya “Indonesia terkenal selalu juara dalam badminton. Suatu negara, apabila dapat menghasilkan banyak atlet terbaik sekelas championship dunia, maka menandakan bahwa negara tersebut kuat (tinggi endurance-nya) juga mempunyai disiplin yang baik, kualitas hidup yang baik, serta memiliki daya saing (competitiveness) yang tinggi.
Strategi ketiga, melalui pariwisata dengan membranding berbagai desitinasi wisata yang ada di Tanah Air. Strategi keempat, melalui budaya. “Diplomasi budaya yang paling mudah untuk dapat disebarkan ke seluruh negara adalah melalui film, karena sebagai seorang PR, kita harus dapat memberikan gambaran, narasi, lokasi, dan tokoh dalam film yang disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Aktor, artis, hingga youtuber merupakan influencer yang dapat memberikan kesan dan warna dari negara untuk dapat direpresentasikan ke khalayak luas,” ungkapnya.
Strategi kelima, melalui diplomasi kuliner. Diyakini Prita, makanan yang dikonsumsi sehari-hari juga dapat menjadi citra bangsa yang membanggakan karena dapat membangun hubungan dan promosi wisata lebih bervariasi dalam menjalankan diplomasi.
Strategi keenam, melalui pendidikan. “Dengan memberikan pendidikan yang berkualitas, berstandar internasional untuk masyarakat, maka dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif di dunia yang dapat membanggakan Indonesia,” ucapnya.
Strategi ketujuh, melalui keamanan dan situasi publik. Menurut Prita, cara tanggap suatu negara mengatasi suatu isu keamanan negara, menjadikan citra bahwa negara tersebut dapat menjaga masyarakat nya dalam perdamaian.
Sementara itu, kegiatan sharing session ini digelar untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam diplomasi modern melalui aspek Public Relations sebagai salah satu cara yang penting dan relevan. Sejatinya, Public Relations berperan penting dalam mempengaruhi persepsi, membangun hubungan antar budaya, dan menciptakan kesempatan untuk dialog konstruktif pada tingkat internasional.
Acara ini juga diikuti oleh peserta KJRI Chicago, KJRI San Francisco, KJRI Houston, KJRI New York, perwakilan mahasiswa, serta diaspora Indonesia. Adapun sejumlah mahasiswa, tokoh masyarakat dan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Chicago hadir secara langsung.
Konjen RI di Chicago Listyowati menyampaikan apresiasi kepada LSPR. “Public relations berperan strategis dengan menghadapi tantangan saat ini, sehingga PR lekat dengan dunia diplomasi, antara lain PR berperan membangun hubungan dengan pihak lain. Dulu, PR lebih dikenal membangun citra, namun sekarang peran PR lebih strategis lagi.”
Lebih jauh ia menegaskan, “Tema yang dibagikan Ibu Prita kali ini memberikan manfaat dan wawasan. Mengutip dari buku biografi Ibu Prita, ’30 Tahun sebagai Pendidik’, ilmu pengetahuan investasi paling berharga. Public relations and diplomacy yang saling mendukung. Beruntung sekali dapat berinteraksi secara fisik atau melalui zoom. Kami mengucapkan selamat atas ibu Prita atas capaian beliau sebagai tokoh pendidik dan pemimpin di LSPR.”