MIX.co.id - Memanfaatkan momentum Hari Tolerasi Internasional, Unilever Indonesia melanjutkan kolaborasi dengan komunitas anti-bullying Sudah Dong, dengan meluncurkan e-booklet bertajuk “Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying”. Resmi diluncurkan pada hari ini (17/11) secara virtual, e-booklet tersebut dapat diakses secara gratis.
Melalui e-booklet “Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying”, Unilever ingin mendorong semangat dan komitmen masyarakat untuk memberikan fokus lebih dan melakukan aksi nyata melawan workplace bullying, serta merangkul semakin banyak perusahaan untuk memiliki sistem, struktur, dan kepemimpinan yang berpihak pada anti-bullying.
DituturkanKristy Nelwan, Head of Communication PT Unilever Indonesia, Tbk., sejalan dengan strategi ‘The Unilever Compass’, Unilever Indonesia ingin terus berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan inklusif, termasuk dengan menerapkan prinsip zero tolerance untuk bullying di tempat kerja.
“Berpegang pada kode etik bernama Respect, Dignity & Fair Treatment (RDFT), kami menindak tegas perilaku menyinggung, mengintimidasi, atau menghina, termasuk segala bentuk pelecehan atau bullying atas dasar perbedaan ras, usia, peran, gender, agama, kondisi fisik, kelas sosial, hingga pandangan politik sekalipun,” tandasnya.
Lebih jauh Kristy menegaskan bahwa tindak lanjut dan aksi untuk menghentikan budaya yang sangat toxic menjadi semakin penting, karena lapangan kerja akan didominasi oleh milenial dan Gen-Z sebagai populasi terbesar di Indonesia, dimana mereka punya kriteria tersendiri dalam memilih tempat kerja.
“The Deloitte Global 2022 Gen-Z and Millennial Survey” yang melibatkan 14.808 Gen-Z dan 8.412 milenial yang tersebar di 46 negara memperlihatkan bahwa 46% milenial dan Gen-Z di posisi senior memilih untuk menolak pekerjaan di lingkungan yang bertentangan dengan kode etik yang mereka pegang.
Selain itu, Gen-Z dan milenial adalah generasi yang sangat mementingkan mental health di tempat kerja. Survei “Millennials and Generation Z – Making Mental Health at Work a Priority” oleh Deloitte terhadap 23.000 milenial and Gen-Z di 45 negara juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari milenial dan 54% Gen-Z melaporkan diskriminasi di tempat kerja karena alasan ras, suku, dan gender, dimana hal ini sangat mempengaruhi kecemasan dan mental health mereka saat bekerja.
Melalui kolaborasi e-booklet “Sadari, Kenali, Atasi Workplace Bullying”, Unilever Indonesia dan Sudah Dong menjabarkan pemahaman mengenai workplace bullying; cara mengidentifikasi tindakan workplace bullying; hal yang harus dilakukan saat menjadi korban maupun saksi workplace bullying; panduan bagi perusahaan untuk menegakkan komitmen anti-bullying di lingkungan kerja; hingga contoh best practice yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencegah dan menindak tindakan workplace bullying. Tidak hanya informasi satu arah, terdapat pula games interaktif yang dapat menjadi bahan evaluasi untuk melihat di mana posisi kita saat workplace bullying terjadi di sekitar kita.
Selain melalui e-booklet, Unilever Indonesia juga secara berkelanjutan menyuarakan pentingnya toleransi melalui program kampanye dan aktivasi internal, seperti kampanye Pentas (Permen Integritas) yang secara kreatif memberikan rasa aman dan nyaman pada karyawan untuk proaktif bersuara terhadap potensi pelanggaran kode etik, diskriminasi, dan stigma di sekitar mereka.
Ada juga program ‘Ruang Inklusif’ yang berkolaborasi dengan komunitas Toleransi.id. Program tersebut berbentuk rangkaian dialog bersama sejumlah tokoh inspiratif seperti Lanny Siswandi (Founder Sambal Bu Rudy), Ustaz Arif Nuh Safri (Pemuka Agama, Pengajar & Penggerak Inklusi), Eniya Listiani Dewi (Profesor Riset BRIN-Bidang Teknologi Proses Elektrokimia, President Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy), Adam Abednego (Co-Founder Menjadi Manusia & Penyintas Bipolar), dan Stevano Ryan Oliver Yap (Penerima Program Beasiswa “Unilead”, beasiswa penuh dari Unilever Indonesia bagi lima penyandang disabilitas).