Gerakan #akuberdaya Bahas Isu Produktivitas

MIX.co.id - Dalam rangkaian kegiatan setahun penuh kampanye #akuberdaya, Nina Nugroho berinisiatif menghadirkan banyak pakar untuk menjawab setiap persoalan yang dihadapi para wanita multi peran.

Diungkapkan Nina Nugroho, Desainer sekaligus Pencetus Gerakan #akuberdaya, ada empat tema besar yang menjadi tantangan wanita multi peran di masa kini, antara lain karier, profesi, family, dan social.

Oleh karena itu, pada sharing session kali ini, #akuberdaya menghadirkan tema "Bagaimana Perempuan Dapat Berdaya di Mana Saja".

Dijelaskan Ivandhana, seorang Personal Productivity Coach, pada acara sharing session gerakan #akuberdaya yang bekerja sama dengan asosiasi trainer Tempa Trainers Guild (TTG), sebelum pandemi, tidak banyak orang berpikir tentang produktivitas.

"Dulu Kerja itu segala sesuatu yang tampak, selama prosesnya bekerja, itu namanya bekerja. Tapi pandemic ini mengajarkan kita mengubah cara kita beraktivitas. Sebelum pandemi kita hanya fokus pada 1 pekejaan. Ketika pandemi, banyak peran di satu tempat. Apalagi sejak ada penggabungan antara pekerjaan di rumah dan di kantor, maka orang mulai berpikir. Saya nggak produktif, bagaimana supaya saya dapat produktif,” papar Ivan.

Menurutnya, sibuk tidak sama dengan produktif. Sebab, seseorang yang berkutat dengan smartphone juga terlihat sibuk. “Kalau bicara hal ini, setiap orang punya pandangan berbeda terhadap produktivitas.
Produktif itu apa? Ternyata nggak banyak orang yang tahu konsep dari produktivitas itu seperti apa," ucap Ivan.

Sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa meningkatkan produktivitas diri adalah tentang membuat diri kita bekerja dan beraktivitas lebih lama. "Padahal tidak seperti itu. Produktivitas bukan tentang bekerja lebih lama, melainkan bagaimana kita bekerja lebih sedikit dengan waktu yang makin minim, namun dengan hasil yang luar biasa," katanya.

Saat ini, produktivitas sangat dibutuhkan karena dengan cara tersebut kesenjangan ekonomi dapat teratasi. Ivan pun memberi tip bagaimana agar waktu tidak terbuang percuma, salah satunya tentukan apa yang menjadi tujuan dan kemudian segera lakukan apa yang mau dilakukan (action).

Nina menambahkan, para perempuan kerap dihadapkan pada kesulitan dalam mengatur waktu. “Kadang kala kita sebagai wanita tidak bisa selalu berada di satu tempat. Tapi, seringkali antara satu kepentingan dengan kepentingan yang lain saling bertabrakan. Misalnya, terkait urusan kita di kantor dan kapasitas kita sebagai ibu, istri, atau anak. Terkadang harus menemani anak yang sedang sakit, misalnya. Tapi di satu sisi kita tetap harus bisa menjalankan kewajiban di kantor,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)