Fenomena belanja online--baik kelas UKM (Usaha Kecil Menengah) yang banyak memasarkan produk mereka lewat social media hingga kelas marketplace besar yang memasarkan lewat situs belanja online--menjadi peluang baru bagi industri logistik. Peluang itu pula yang ditangkap oleh Etobee.
Diluncurkan pada September 2015, Etobee memposisika diri sebagai marketplace untuk perusahaan-perusahaan logistik. Melalui Etobee, UKM, marketplace belanja online, hingga perusahaan lain yang membutuhkan jasa logistik dapat memilih perusahaan logistik sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dibandingkan perusahaan logistik tradisional, Etobee yang berbasis aplikasi dan teknologi digital menawarkan sejumlah keunggulan. "Setidaknya, kami menawarkan empat fitur unggulan. Mulai dari layanan pengiriman paket dalam ukuran kecil sampai besar, live tracking real time yang membuat pelanggan dapat mengetahui lokasi kurir dan status pengiriman, memilih kurir sesuai kebutuhan, serta sistem pembayaran Cash on Delivery dan e-Wallet," papar Iman Kusnadi, Co-Founder sekaligus COO Etobee.
Mengusung misi untuk menekan biaya logistik di Indonesia, maka Etobee gencar melakukan edukasi kepada para pemilik perusahaan logistik untuk bergabung. Sampai saat ini misalnya, jumlah armada Etobee sudah mencapai 2.000 armada yang terdiri dari motor, mobil, van, dan truk. "Semua armada itu berasal dari 30 perusahaan logistik yang telah bergabung dengan kami serta komunitas kendaraan niaga yang jumlah membernya bisa mencapai ratusan armada. Tahun 2016, target armada Etobee bisa mencapai 3.000 armada," lanjut Iman, yang menyebutkan potensial armada yang dapat dijaring adalah 25 ribu hingga 35 ribu armada.
Jika di kuartal terakhir 2015 Etobee masih baru menjangkau wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta, maka hingga akhir tahun 2016 ini Etobee ditargetkan akan menjangkau seluruh Indonesia. "Bahkan, Desember 2015 kami sudah hadir di Manila, Filipina. Karena, misi kami sejak awal adalah menjadi pemain global. Oleh karena itu, kuartal pertama 2016, kami berenana hadir di Malaysia dan Bangkok, sedangkan hingga akhir rahun 2016 kami akan merangsek pasar Asia Tenggara," ia menargetkan.
Sebagai marketplace pertama untuk perusahaan logistik, diakui Iman, diperlukan edukasi untuk para mitra maupun pelanggan yang mau menggunakan jasa logistik via Etobee. "Kami tidak menggunakan promo lewat diskon gede-gedean seperti yang dilakukan marketplace online sebelumnya. Kami memilih memberikan pengalaman selama tiga bulan bagi mitra yang mau bergabung dengan marketplace Etobee. Setelah memperoleh experience selama tiga bulan, barulah mereka kami kenakan biaya 10-20% dari setiap transaksi yang diperoleh dari Etobee. Sementara untuk pelanggan yang menggunakan jasa logistik via Etobee dapat memperoleh kecepatan, jaminan keamanan dengan asuansi, dan reasonable price," paparnya.
Hingga Desember 2015, transaksi Etobee pun cukup menggembirakan, yakni mencapai puluhan ribu transaksi. Sementara itu, jumlah orang sudah men-down load aplikasi Etobee sudah menembus 7.500. "Dari mereka yang melakukan transaksi, maoritas didominasi UKM," ungkap Iman yang menyebutkan investasi tahun pertama Etobee mencapai US$ 1 juta hingga US$ 2 juta.