MIX.co.id - Media Talkshow "Economic Outlook 2023" baru saja digelar Grant Thornton. Mengusung tema “Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?”, program ini dihadirkan secara virtual pada awal Desember (8/12).
Melalui program edukasi ini, Grant Thornton berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran pada rekan-rekan media atas kondisi ekonomi yang akan dihadapi, baik di Indonesia maupun global pada tahun 2023. Selanjutnya, melihat bagaimana kesiapan pemerintah Indonesia untuk mencegah perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi, serta insight-insight apa saja yang perlu pelaku usaha ketahui untuk menyambut tahun 2023.
Diungkalkan CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani, “Kami masih melihat perkembangan yang cukup positif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, kita tetap harus mewaspadai dampak pandemi Covid-19 dan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian Tanah Air, seperti belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina sehingga berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia.”
Untuk itulah, lanjutnya, Grant Thornton Indonesia ingin membahas lebih lanjut terkait isu resesi 2023 dengan menggelar media talkshow ini untuk membahas lebih dalam mengenai situasi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini dan bagaimana persiapan Indonesia memasuki tahun 2023 di tengah situasi perekonomian yang tidak pasti.
Di program ini, sejumlah pembicara pakar dihadiekan, antara lain Ekonom INDEF Ariyo DP Irhamna. "Meskipun pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan di tahun 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan, namun kita patut bersyukur karena ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kisaran 5 persen. Selain itu, neraca perdagangan juga bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut," katanya.
Berikut ini beberapa poin menarik mengenai tantangan ekonomi...