Green Techmakers, Dorong Inovasi Teknologi Hijau di Indonesia

MIX.co.id – Pemerintah terus berupaya mendorong ekonomi digital dan ekonomi hijau berkembang pesat di Tanah Air. Upaya tersebut salah satunya diwujudkan melalui kerja sama strategis antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman dalam proyek Digital Transformation Center (DTC) dan Make-IT Indonesia.

Dalam proyek ini, pemerintah Indonesia diwakili oleh Kementerian PPN/Bappenas dan pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.

Proyek DTC dan Make-IT Indonesia mencakup beragam kegiatan, salah satunya adalah Green Techmakers yang bertujuan untuk mencari, membina, dan memberikan dukungan teknis dalam bentuk pelatihan, lokakarya, pendampingan pembuatan purwarupa, akses ke peralatan dan fasilitas pengembangan purwarupa serta jejaring ahli.

Rangkaian kegiatan Green Techmaker diawali dengan sesi talkshow bertema “Mendukung Inovasi Hijau: Peran Strategis Penelitian dan Pengembangan pada Startup Teknologi Hijau” pada tanggal 30 April 2024 dengan menghadirkan pembicara dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, GoTo Impact Foundation, MotionLab Berlin Jerman, dan BIOPS Agrotekno Indonesia.

Perjalanan Green Techmakers dilanjutkan dengan menunjuk 10 startup teknologi hijau terpilih untuk mengikuti program pelatihan secara daring selama 3 minggu dan pembuatan purwarupa (produk prototipe) secara luring selama 5 hari di Bali.

Ke-10 startup tersebut adalah Aither, Econella, dan Olat Maras Power (Transisi Energi Bersih), Daurulang.id, Embun Natural, Kulaku (Ekonomi Sirkular), Venambak, BIOPS Agrotekno, Lokatani, dan Komodo (Pengelolaan Sumber Daya Alam. Startup berasal dari berbagai wilayah di Tanah Air, seperti dari pulau Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi hingga bagian timur Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Seluruh startup terpilih selanjutnya mengikuti pelatihan secara daring (tanggal 10-28 Juni) dengan mentor dari kalangan akademisi, tenaga ahli di lapangan, praktisi, hingga pelaku industri besar. Materi pelatihan antara lain tentang lean experimentation, inovasi frugal, inovasi terdistribusi, pengukuran dampak, dan fabrikasi digital.

Setelah menyelesaikan pelatihan daring, para peserta melanjutkan mengikuti pelatihan luring selama tanggal 11-15 Juli di Bali. Selain mendapat bimbingan langsung dari para pakar, mereka juga memperoleh akses ke fasilitas dan peralatan pengembangan produk untuk membuat purwarupa yang telah mereka rencanakan sebelumnya.

Hal itu menunjukkan bahwa aspek penelitian dan pengembangan (R&D) produk dalam startup teknologi hijau menjadi sangat penting. Startup teknologi hijau memiliki potensi besar untuk membawa inovasi yang memadukan teknologi dan keberlanjutan lingkungan.

Rangkaian kegiatan luring di Bali ditutup dengan kegiatan Bali Techday 2024 yang diadakan di Balai Diklat Industri Denpasar tanggal 16 Juli 2024. Bali Techday 2024 menjadi wadah bagi startup untuk memperkenalkan produk, layanan, dan inovasi mereka sekaligus membuka peluang kolaborasi antar startup teknologi hijau.

Kegiatan Green Techmakers, menurut keterangan pers yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu (5/2), diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mendorong inovasi dan pertumbuhan sektor teknologi hijau di Indonesia sehingga tercipta ekosistem lokal yang semakin berkembang yang berfokus pada kewirausahaan hijau. ()

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)